"Di bawah kendali Kapolda Irjen Pol M. Fadil Imran, Jawa Timur bisa kondusif di tengah pandemi COVID-19. Saya juga meyakini beliau bisa menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah ketertiban dan keamanan di Jawa Timur," ujar Jazilul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Fadil Imran ditunjuk sebagai Kapolda Jawa Timur menggantikan Irjen Pol Luki Hermawan, berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor : ST/1377/V/KEP./2020 tertanggal 1 Mei 2020.
Fadil Imran sebelumnya menjabat sebagai Sahlisosbud Kapolri. Sementara Irjen Pol Luki Hermawan dimutasi dalam jabatan baru sebagai Wakalemdiklat Polri.
Sebagai mitra kerja di Komisi III DPR, Jazilul mengenal Fadil Imran sebagai sosok yang memiliki gaya Jawa Timur yang lugas, tegas, dan apa adanya.
"Artinya beliau mengerti budaya Jawa Timur, dan itu penting untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah-masalah ketertiban dan keamanan yang ada di Jawa Timur," kata politikus asal Bawean, Gresik, Jawa Timur ini.
Dia meyakini dengan latar belakang pendidikan akademik yang cukup baik, lulusan Akademi Kepolisian 1991 itu mampu mencari langkah-langkah dan terobosan dari berbagai permasalahan ketertiban dan keamanan di Jawa Timur.
“Di tengah pandemi Corona dan dampaknya seperti ini, kita harapkan di bawah Pak Fadil tidak ada gejolak dan masalah serius di Jawa Timur,” katanya.
Politisi PKB ini juga berharap Fadil bisa memetakan dampak yang ditimbulkan selama pandemi COVID-19, baik dampak krisis pangan, sosial, hingga dampak politik yang mungkin terjadi, menyusul penyelenggaraan Pilkada serentak di 19 kabupaten/kota di Jatim.
“Ini harus dipetakan betul oleh Kapolda yang baru. Ini tugas yang tidak ringan di tengah situasi seperti ini. Apalagi nanti akan ada Pilkada sehingga mucul kerawanan-kerawanan. Titik-titik kerawanan yang ada mulai dari persoalan corona, pilkada, dan semua proses yang ada di Jawa Timur harus diantisipasi sejak awal,” ucap dia.
Lebih lanjut, Jazilul berharap Fadil bisa bekerjasama dan menjalin hubungan yang baik dengan para ulama dan tokoh masyarakat, mengingat Jatim merupakan wilayah dengan basis kultural Nahdliyin.
"Jatim merupakan basis ‘hijau’, basis NU, saya sarankan bisa berkomunikasi secara baik dengan para kiai, ulama, dan tokoh-tokoh masyarakat tanpa meninggalkan kelompok-kelompok yang lain. Dan saya yakin Pak Fadil punya cara untuk berkomunikasi. Saya kenal beliau di Komisi III sebagai mitra kerja,” ujar dia.
Dia juga berharap Kapolda kelahiran Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 1968 itu bisa menjalankan tugasnya dengan baik selama memimpin Jatim. “Gunakan amanah untuk memimpin Jatim ini sebagai pijakan untuk karir selanjutnya ke depan,” kata Jazilul.
Baca juga: Polda simulasi persiapan PSBB "Surabaya Raya"
Baca juga: 4.312 personel gabungan bersiaga saat PSBB "Surabaya Raya"
Baca juga: Pejabat Kapolda Jatim dan Kapolrestabes Surabaya berganti
Baca juga: Legislator Adies Kadir yakin Fadil Imran bawa Jatim semakin kondusif
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020