"Akibat kebun karet terendam banjir, usaha masyarakat di tempat kami terhenti total karena komoditas itu merupakan mata pencaharian utama," kata seorang warga Kelurahan Jambu Kecamatan Teweh Baru, Irwansyah di Muara Teweh, Senin.
Kebun karet di wilayah desanya sekitar 60 persen terendam banjir dengan ketinggian bervariasi sampai 2 meter lebih karena hampir semuanya merupakan kebun karet usia tua yang rata-rata ditanam di dataran rendah atau pinggiran sungai.
Terendamnya kebun ini membuat warga terpukul karena selain tidak bisa melaksanakan aktivitas menyadap karet juga ditambah harga turun sebelumnya Rp5.000 per kilogram sekarang hanya berkisar Rp4.000/kg.
"Kasihan para warga, meski banjir yang melanda wilayah Barito Utara secara umum sudah sepekan terakhir, namun karena kebun karet milik mereka semuanya berada di pinggiran sungai sehingga lebih duluan terendam banjir dan waktunya pun lebih lama sudah dua pekan," katanya.
Petani karet lainnya, Adi, warga Dusun Pararawen, Desa Lemo, Kecamatan Teweh Tengah mengakui banjir juga masih merendam kebun karet di daerahnya dan biasanya kalau di wilayah lain banjir sudah surut , maka kebun karet di dusunnya lebih lama terendam banjir karena berada di dataran rendah dan bantaran Sungai Barito.
"Kami berharap banjir cepat surut, karena sudah mengganggu perekonomian warga. Kami bersyukur ada bantuan beras dari pemerintah daerah bagi warga yang terdampak banjir," katanya lagi.
Kepala Dinas Pertanian Barito Utara Setia Budi melalui Kabid Perkebunan Pihalson mengatakan luas kebun karet rakyat yang terendam banjir di lima kecamatan mencapai 1.300 haktare.
Ribuan hektare kebun karet yang terendam banjir itu tersebar di wilayah Kecamatan Lahei Barat seluas 450, Gunung Timang 110 hektare, Montallat 625 hektare, Teweh Baru 50 hektare dan Teweh Selatan 65 haktare.
"Luas kebun karet warga yang terendam banjir itu kemungkinan lebih luas lagi, karena data kebun karet di Kecamatan Teweh Tengah, Lahei dan Gunung Purei masih belum masuk.Meski terendam banjir namun tidak berpengaruh terhadap pohon karet atau tidak mati karena usianya sudah tua, yang berpengaruh hanya masyarakat tidak bisa menyadap karet," kata Pihalson.
Pewarta: Kasriadi
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020