500.000 akun Zoom dijual di situs gelap

5 Mei 2020 06:26 WIB
500.000 akun Zoom dijual di situs gelap
Ilustrasi Zoom (twitter.com/zoom)
Seorang peretas yang berbahasa Rusia telah menjual lebih dari setengah juta akun Zoom kepada pakar keamanan siber di dark web (situs gelap), menurut The Times, seperti dikutip laman Gizchina.

Data yang diunggah oleh para peretas tersebut antara lain berupa alamat email, login dan kata sandi, tautan obrolan dan juga pin untuk menggelar konferensi video.

Perusahaan keamanan siber Cyble membeli akun Zoom di darkweb dari pengguna Telegram berbahasa Rusia. Sejumlah akun tersebut milik pelanggan Cyble, sehingga perusahaan dapat memverifikasi keasliannya.

Jumlah pengguna Zoom meningkat selama pandemi COVID-19 dan transisi besar-besaran oleh kantor dan sekolah seiring dengan penerapan bekerja dan belajar dari rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Baca juga: Studio Ghibli rilis "background" untuk Zoom

Baca juga: Alat ini dapat secara otomatis transkrip rapat Zoom


Menurut Zoom, pada Desember 2019, sekitar 10 juta orang menggunakan Zoom dalam sehari, sementara pada Maret 2020, angka itu melonjak menjadi 200 juta orang.

Namun, pada awal April, The Washington Post melaporkan kebocoran ribuan rekaman video call Zoom. Menanggapi hal ini, CEO Zoom Eric Yuan mengatakan bahwa layanan Zoom tidak siap untuk peningkatan tajam jumlah pengguna.

"Kami mengakui bahwa kami belum memenuhi harapan masyarakat -- dan kami sendiri -- mengenai privasi dan keamanan," kata dia.

Baca juga: Zoom versi baru 5.0 hadir pekan ini, diklaim lebih aman

Di antara data yang bocor tersebut ada percakapan pribadi pengguna dan percakapan rapat.

Menurut laporan sebelumnya, jaringan peretas, yang disponsori oleh kelompok Necurs dan kemungkinan beroperasi di Rusia, tersebut telah dihancurkan oleh Microsoft.

Divisi keamanan siber Microsoft bekerja melawan jaringan bot yang secara diam-diam mengirim spam ke komputer beberapa pengguna.

Komputer pengguna juga terinfeksi ransomware, yang menuntut tebusan untuk membuka kunci. Semua kejahatan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok peretas Necrus.

Sementara itu, baru-baru ini, Zoom telah meningkatkan keamanan di platformnya, dan menambahkan sejumlah lapisan perlindungan yang diharap dapat mengatasi masalah sebelumnya dan menjauhkan pengguna dari masalah keamanan.

Baca juga: Zoom klarifikasi soal jumlah pengguna aktif harian, bukan 300 juta

Baca juga: Facebook perkenalkan Messenger Rooms saingi Zoom

Baca juga: Zoom tingkatkan fitur enkripsi demi keamanan pengguna

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020