• Beranda
  • Berita
  • Kajian: Ternate daerah risiko tinggi penularan COVID-19 di Malut

Kajian: Ternate daerah risiko tinggi penularan COVID-19 di Malut

5 Mei 2020 06:38 WIB
Kajian: Ternate daerah risiko tinggi penularan COVID-19 di Malut
Kondisi Kota Ternate, Maluku Utara masih terlihat ramai meskipun ada imbauan pemerintah untuk berdiam di rumah dan jaga jarak guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. (FOTO ANTARA/Abdul Fatah)

Sebagian warga Ternate memang belum mematuhi imbauan pemerintah untuk jaga jarak dan menghindari kerumunan dan minimnya penggunaan masker saat di jalan raya menjadi alasan tingginya risiko penularan COVID-19 di Malut

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Maluku Utara (Malut) menyatakan berdasarkan hasil analisis dan kajian epidemiologi Kota Ternate merupakan daerah risiko tinggi penularan COVID-19 di provinsi itu.

"Sebagian warga Ternate memang belum mematuhi imbauan pemerintah untuk jaga jarak dan menghindari kerumunan dan minimnya penggunaan masker saat di jalan raya menjadi alasan tingginya risiko penularan COVID-19 di Malut," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Malut dr Alwia Assagaf, M.Kes di Ternate, Selasa.

Menurut dia, dari hasil analisis itu terlihat dari keramaian warga, terutama di Kota Ternate yang terlihat dalam sepekan terakhir, bahkan imbauan untuk tetap di rumah melalui "social distancing" dan "physical distancing" belum diterapkan maksimal.

Kondisi tersebut, kata dia, menunjunkkan belum tingginya kesadaran masyarakat untuk mencegah mewabahnya virus COVID-19 di Malut.

Untuk itu, Alwia mengimbau agar masyarakat menjaga jarak minimal 1 meter sebab penyebaran virus ini sangat cepat dan masa inkubasi 14 hari yang harus dipatuhi.

Dia menjelaskan Kota Ternate memiliki pasien terkonfirmasi positif COVID-19 berjumlah 29 orang. Kondisi itu sangat rentan terjadi transmisi lokal dengan riwayat pasien yang terinfeksi, yakni adanya transmisi penularan dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yakni 01 dan 02 asal Taliabu, meski sudah selesai dinyatakan sembuh dan sudah kembali ke Taliabu.

Kedua, transmisi penularan dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19 yakni ke pasien 04 sampai ke pasien 43 ini dari Tidore Kepulauan yang sudah dinyatakan sembuh tetapi masih menjalani karantina di Luzon dan menularkan pasien ke-43 yang beralamat di Kota Baru Ternate yang merupakan saudaranya.

Kemudian, ketiga transmisi penularan pasien 08 ke pasien 48, yang merupakan warga Tabam, Kota Ternate dan pasien 48 merupakan teman dan memiliki kontak erat dengan 08.

Menurut dia yang menjadi masalah untuk Kota Ternate saat ini adanya pelacakan kontak untuk tiga pasien, yakni kasus pasien 07 asal Jati, Kota Ternate, kasus pasien nomor 42 itu di Kalumpang dan kasus nomor 47 asal Bastiong, karena ketiga kasus ini belum diperoleh riwayatnya dan telah melewati masa inkubasi virusnya, tetapi ini merupakan contoh kasus transmisi lokal.

Pihaknya mengimbau kepada tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Ternate agar- betul-betul melakukan pelacakan diperluas melalui "rapid test" untuk memperoleh dari mana sumber penularan kepada pasien 07, 42 dan 47 terkonfirmasi positif COVID-19.

Untuk itu masyarakat Kota Ternate yang saat ini telah memiliki kasus transmisi lokal arus mengikuti imbauan protokol kesehatan dengan cara menjaga jarak, menghindari kerumunan agar terhindar dari penyebaran virus COVID-19, demikian Alwia Assagaf.

Baca juga: Maklumat Wali Kota: Ternate diberlakukan jam malam cegah COVID-19

Baca juga: OTG istri-anak pasien positif COVID-19 dievakuasi ke RSUD Ternate

Baca juga: Bayi 1,9 tahun dan orang tuanya positif COVID-19

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020