Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengakui saat ini jumlah konten pendidikan cukup terbatas untuk diakses peserta didik dibandingkan konten musik, video bahkan vlog, terutama selama proses belajar mengajar dari rumah akibat pandemi COVID-19.Terbatasnya konten pendidikan tersebut harus bisa dicarikan solusi oleh semua pihak, salah satunya dengan memperbanyak materi pendidikan di dunia digital
"Kita sadar betul konten kita itu terbatas dan hari ini memaksa kita menjadikan rumah sebagai sekolah masing-masing," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud M Hasan Chabibie melalui konferensi video di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan minim dan terbatasnya konten pendidikan tersebut harus bisa dicarikan solusi oleh semua pihak, salah satunya dengan memperbanyak materi pendidikan di dunia digital.
Apalagi situasi saat ini, kata dia, sejalan dengan apa yang dikatakan oleh tokoh pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara yaitu "Hari ini semua orang pada hakikatnya adalah guru dan setiap rumah menjadi sekolah masing-masing".
Ia menjelaskan minimnya konten pendidikan diketahui setelah proses belajar mengajar dari rumah akibat pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung sekitar satu hingga dua bulan lebih dilaksanakan peserta didik.
"Kita menyadari ternyata sumber daya digital untuk mendukung kebutuhan belajar dari rumah itu sangat terbatas," katanya.
M Chasan Chabibie menambahkan dengan adanya kerja sama berbagai pihak yang melibatkan YouTube, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yayasan Semua Murid Semua Guru dan Kemendikbud dalam menghadirkan "Akademi Edukreator" merupakan upaya menambah konten pendidikan di Tanah Air, terutama dalam pemenuhan aspek pengetahuan selama pandemi COVID-19.
Sementara itu, Co-founder Kok Bisa Gerald Bastian mengatakan Akademi Edukreator merupakan sebuah media untuk menginspirasi dan melatih pembuat konten, guru, dan profesional di Indonesia guna menciptakan konten video edukasi berkualitas tinggi secara gratis dengan memberikan pengetahuan dan praktik terbaik di YouTube.
"Akademi Edukreator akan memiliki fase untuk menginspirasi, melatih dan mengapresiasi para kreator," katanya.
Ia menambahkan kanal YouTube telah menjadi tempat bagi dunia berkumpul untuk belajar mulai dari cara menguasai matematika hingga berolahraga di rumah semuanya dimungkinkan dengan kreator yang fokus pada konten edukasi di YouTube.
Baca juga: Kemendikbud: Sekitar 56 persen sekolah swasta kesulitan akibat pandemi
Baca juga: Kemendikbud: Aplikasi SPADA bantu pembelajaran jarak jauh
Baca juga: Kemendikbud siapkan alternatif pengganti UKK karena pandemi COVID-19
Baca juga: Bantuan untuk pekerja seni terdampak COVID-19 lewat PKH
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020