Fiber sheet ini akan digunakan sebagai pengisi lapisan jaket musim dingin (coat) yang akan diproduksi oleh Kapok, Ltd. Japan.
Penandatanganan MoU dilakukan antara Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry di Jakarta dengan CEO Kapok Japan, Ltd. Kisho Fukai, secara terpisah di Osaka.
Baca juga: Balitbangtan terus diseminasi hasil penelitian di tengah pandemi
"Tak terhalang oleh pandemi Covid-19, upaya untuk komersialisasi hasil inovasi ke mancanegara ini merupakan yang kedua,” ujar Fadjry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Sebelumnya Balitbangtan telah bekerjasama dengan Sakata Seed Corp untuk mengkomersialisasikan bunga pacar air atau Impatient.
Sekarang, tambahnya, inovasi Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat (Balittas) berupa serat kapuk dari varietas kapuk nasional akan diproduksi sebagai fiber sheet yang akan menggantikan penggunaan serat bulu angsa.
Fiber sheet yang akan diproduksi oleh Kapok Japan, Ltd. dibuat dari serat kapuk Indonesia dan akan digunakan oleh Futaba Shoji, Ltd, suatu perusahaan keluarga yang yang sudah bergerak di bisnis coat sejak 1947.
"Produksi coat dengan lapisan kapuk fiber sheet ini akan dipasarkan secara global based on order,” jelas Kisho San yang baru berusia 29 tahun.
Baca juga: Balitbangtan: Daun kemangi bisa cegah penurunan kemampuan otak
Riset untuk memproduksi kapuk fiber sheet akan menggunakan serat kapuk dengan komposisi 90 persen yang akan menggantikan fiber sheet yang dibuat di China berdasarkan pemesanan Kapok Japan Ltd, yang hanya 40 persen.
Penggunaan serat kapuk dengan komposisi tinggi untuk fiber sheet ini, menurut Prof. Nurindah, peneliti tanaman serat di Balittas, merupakan salah satu usaha Kapok Japan untuk branding image sebagai produk yang lebih sustainable.
Kepala Balittas, Titik Sundari menyatakan, Kapok Ltd mempercayai produk fiber sheet yang diinginkan di Indonesia karena sudah melihat produk yang sebelumnya dari China yang masih banyak campuran polyesternya.
"Sehingga dengan kapuk lokal Indonesia yang merupakan hasil varietas Balittas ini bisa dimanfaatkan untuk menjaga keunikan produk Kapok," ujarnya.
Produksi fiber sheet ini akan dilakukan di Indonesia dan direncanakan melibatkan perkebunan kapuk di Banyuwangi, sehingga nantinya produk yang diekspor bukan merupakan bahan mentah namun sudah bahan baku jadi siap pakai.
"Hal ini tentu lebih menguntungkan bagi petani serta memberi nilai tambah produk ekspor yang dapat mengungkit daya saing bangsa," katanya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020