"Gedung sudah selesai dan peralatannya sudah datang dan selesai dipasang dan uji swab sudah bisa dilakukan," kata Direktur RSDS Yayu Indriaty saat dihubungi dari Palangka Raya, Selasa.
Sebelumnya juga telah dilaksanakan lokakarya atau 'workshop' terkait peralatan laboratorium tersebut, sehingga rencananya pada Selasa (5/5), swab yang diambil akan mulai diujicobakan pemeriksaannya di laboratorium tersebut.
Jika melihat kapasitas alat, dalam satu kali ekstraksi mampu memeriksa hingga 32 sampel, namun untuk uji hasil pemeriksaan virusnya hingga 96 sampel dalam satu kali masuk alat.
Menurut dia hal itu akan tercapai mengingat dalam satu hari jumlah sampel biasanya tidak sebanyak itu.
"Jadi kelengkapan alatnya ada dua, yakni untuk ekstraksi dan RT PCR, sebelum masuk ke PCR terlebih dulu diekstraksi. Tahapan pengujian ini menghabiskan waktu sekitar 5 jam, kemudian dilanjutkan tahap validasi data dan lainnya," ungkapnya.
Adapun swab yang diambil dari pasien terkait COVID-19 pada RSDS per-Senin (4/5) sudah tidak lagi dikirimkan ke laboratorium yang berada di luar kota. Diharapkan semua berjalan lancar, sehingga pemeriksaan swab ke depan bisa dilakukan lebih cepat, efektif dan efisien.
Untuk pemeriksaan swab pasien dari kabupaten lain di Kalteng, rencananya juga akan dilaksanakan di RSDS. Hanya saja sistemnya tergantung dari masing-masing rumah sakit lain. Jika rumah sakit lain mampu melakukan uji swab, maka sampelnya saja yang dikirimkan ke RSDS.
"Namun jika rumah sakit tidak bisa mengambil swab, maka pasiennya yang akan dikirimkan. Sebab tidak semua rumah sakit mampu melakukan swab," jelas Yayu.
Saat ini peralatan yang pihaknya miliki sebanyak satu set, namun informasinya milik BPOM setempat juga akan dipinjampakaikan ke RSDS. Hanya saja belum dapat reagennya karena harus menunggu dari pusat.
Pewarta: Kasriadi/Muhammad Arif Hidayat
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020