Menteri Olahraga Prancis Roxana Maracineanu mengatakan tidak ada jaminan Tour de France 2020 akan tetap digelar karena pandemi virus corona yang hingga kini masih melanda negara-negara di dunia.
Penyelenggaraan turnamen sepeda terbesar itu telah dijadwal ulang menjadi 29 Agustus sampai 20 September 2020. Dengan diberlakukannya larangan perkumpulan massa di Prancis hingga akhir Agustus 2020, maka akan dilakukan penyesuaian ketika tur tersebut dimulai di kota Nice.
“Banyak yang meminta kepada saya agar Tour de France tetap digelar walaupun tanpa penonton. Saya pun berharap turnamen itu tetap terlaksana sesuai jadwal, tapi saya tidak yakin. Kita tidak tahu seperti apa kondisinya nanti,” kata Maracineanu dikutip dari Reuters, Selasa.
Baca juga: Tour de France mungkin batasi jumlah penonton pada tiga hari pertama
Baca juga: Jika Tour de France tidak aman, tim INEOS akan mundur
Status lockdown di Prancis, yang telah ditetapkan sejak 17 Maret 2020, rencananya akan dicabut sebagian mulai Senin pekan depan. Namun pencabutan status tersebut tidak berdampak terhadap musim sepak bola Ligue 1 dan musim rugby karena sudah lebih dulu dihentikan.
Lebih lanjut, dia menambahkan ada kemungkinan Tour de France dan turnamen tenis French Open yang dijadwalkan pada 20 September 2020 digelar tanpa penonton apabila larangan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan besar di Perancis diperpanjang.
“Sama seperti Tour de France, French Open juga merupakan kejuaraan profesional yang banyak digemari masyarakat. Stadion Roland Garros pun memiliki daya tampung yang besar. Jika penyelenggaraan French Open tanpa penonton merupakan solusi yang buruk, kami akan tetap melakukannya dari pada mempertaruhkan kelangsungan olahraga itu sendiri,” tegas Maracineanu.
Baca juga: Tour de France tahun ini akan diselenggarakan tanpa penonton
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020