Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta seluruh insan pertanian, baik petani maupun penyuluh, tetap berproduksi dengan tetap berpegang pada protokol kesehatan yang baik agar tidak terjadi krisis pangan.Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan
"Walaupun dalam kondisi pandemi COVID-19, don't stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Mentan targetkan penambahan beras 900.000 ton dari cetak sawah baru
Syahrul juga meminta pejabat daerah beserta jajarannya memastikan langsung ketersediaan pangan di daerahnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik.
Menteri Syahrul menilai ketersediaan pangan, khususnya beras yang merupakan makanan pokok masyarakat, menjadi penting untuk tetap dijaga apalagi di tengah wabah COVID-19.
Sedangkan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengimbau penyuluh mencegah penyebaran virus COVID-19 dengan tetap bekerja sesuai protokol pencegahan COVID-19, menjaga jarak satu sama lainnya, mengurangi kerumunan orang, serta berjemur pagi hari sambil bekerja di lahan pertanian.
"Masyarakat Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat," kata Dedi.
Ia juga mengapresiasi sejumlah daerah yang melakukan panen raya di antaranya Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, yang melaksanakan panen padi pertama tahun 2020.
Prediksi panen ini adalah 64.890,9 hektare dengan produktivitas 5,6 ton/hektare (ha). Hasil produksinya berupa 363.389,4 ton gabah kering panen atau 236.202 ton beras.
“Pada panen raya awal 2020 ini, Parigi Moutong Insha Allah surplus beras sebanyak 171.358 ton," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Parigi Moutong Nelson Metubun.
Nelson menjelaskan, posisi panen Parigi Moutong untuk 3 bulan terakhir adalah Januari 5.607 ha, Februari 5.513 ha, dan Maret 4.073. Adapun produksi berasnya mencapai 236.202 ton beras.
"Dengan jumlah penduduk Parigi Moutong 466.000 jiwa dengan nilai konsumsi per kapita 139,15 kg/kapita/tahun, maka besaran konsumsi diprediksi sebesar 64.843,9 ton, maka selisih antara produksi dan konsumsi, terdapat surplus beras sebanyak 171.358 ton beras,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Nelson menambahkan pihaknya mendukung penuh Program Kostratani Kementerian Pertanian yang turut membangun pertanian yang lebih maju dengan memberdayakan fungsi penyuluh.
Oleh karena itu, BPP di wilayah sentra produksi Parigi Moutong tetap melaksanakan pertemuan secara terbatas dengan para penyuluh pertanian.
Khususnya dalam hal koordinasi kegiatan lapangan yang dibutuhkan petani mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen, dan pascapanen.
"Sesuai dengan program Kostratani yang digagas Menteri Pertanian dimana para penyuluh pertanian mengawal kegiatan pengelolaan brigade alsintan, merealisasikan penyaluran pupuk melalui RDKK (rencana definitif kerja kelompok). Kemudian mendorong petani melakukan Asuransi Usaha Tanaman Pangan serta penyerapan KUR dan menggulirkan program dan kegiatan utama Kementerian Pertanian," ungkap Nelson.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng Trie Iriani mengatakan panen raya di Kabupaten Parigi Moutong di antaranya dilakukan petani di Kecamatan Parigi Selatan dan Torue.
"Panen raya dilakukan di Desa Masari dengan potensi 467,5 hektare dan yang melakukan panen kelompok Sritumpuk, 1 hektare dengan produksi 6,3 ton gabah kering panen. Sementara panen di Kecamatan Torue yaitu Desa Tanalanto, Desa Torue dan Desa Astina dengan luas panen yang siap dipanen sampai Mei 1198,8 hektare dengan produktivitas 7,2 ton per hektare," ujarnya.
Baca juga: Percepat musim tanam kedua, Mentan sebut 5,6 juta hektare siap ditanam
Baca juga: Stok beras hingga akhir tahun diprediksi capai 4,7 juta ton
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020