• Beranda
  • Berita
  • Dokter: Waktu terbaik periksa jantung saat usia 20 tahun

Dokter: Waktu terbaik periksa jantung saat usia 20 tahun

6 Mei 2020 17:16 WIB
Dokter: Waktu terbaik periksa jantung saat usia 20 tahun
Ilustrasi (Pixabay)
Memeriksakan kondisi jantung demi mendeteksi dini adanya masalah di salah satu organ vital itu, semisal henti jantung seperti yang diduga pernah dialami mendiang penyanyi Didi Kempot bisa Anda mulai sejak usia 20 tahunan.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Vito Anggarino Damay mengatakan jika di usia 20 tak ada masalah di jantung maka Anda disarankan kembali memeriksakan jantung lima tahun kemudian.

"Kalau usia 30 tahunan atau di atas 40 taun sebaiknya setahun sekali. Kalau terdeteksi ada darah tinggi atau kolesterol tinggi bisa cek berkala sesuai kondisinya," kata dia dalam diskusi via daring, Rabu.

Baca juga: Diet tepat untuk mereka dengan masalah jantung

Baca juga: Didi Kempot meninggal diduga karena serangan jantung


Menurut Vito, pemeriksaan yang bisa dilakukan antara lain melalui wawancara medis, EKG atau alat rekam listrik jantung, foto X-ray dada atau yang dikenal awam sebagai foto rotgen.

"Pemeriksaan fisik dan wawancara medis oleh dokter bisa menemukan adanya kebocoran klep jantung, sekat jantung, gangguan irama jantung, tanda lemah jantung atau kecurigaan penyakit jantung koroner," tutur dia.

Nantinya jika diperlukan, ada pemeriksaan lain yang diperlukan sesuai kondisi. Vito mengatakan, pemeriksaan jantung setidaknya bisa bisa membuat Anda lebih sadar kesehatan dan kondisi tubuhnya.

Baca juga: Stetoskop pintar ini bisa periksa detak jantung jarak jauh

Baca juga: Rajin latihan fisik masih bisa kena serangan jantung? Ini kata dokter


Kemudian, mengenai masalah henti jantung yang diduga dialami penyanyi Didi Kempot sebelum menghembuskan napas terakhirnya beberapa waktu lalu, penyebabnya beragam termasuk serangan jantung.

"Walaupun demikian, memang henti jantung mendadak pada umumnya disebabkan serangan jantung bila tidak ada penyebab lain yang memungkinkan. Contoh orang infeksi berat, kecelakaan, kehabisan darah juga ujungnya henti jantung ketika meninggal tapi bukan disebabkan serangan jantung," papar dia.

Vito menjelaskan, henti jantung merupakan kondisi saat jantung tidak bisa menjalankan tugasnya sebagai pompa yang efektif, dan dengan demikian tidak terjadi sirkulasi darah yang cukup untuk memberikan suplai ke otak dan jaringan tubuh.

Penanganan pada mereka yang mengalami henti jantung dokter bisa dengan CPR atau RJP, pada dasarnya pijat jantung luar dan bantuan napas buatan.

Sebelum mengalami masalah jantung, seseorang umumnya mengalami gejala seperti sakit dada, sesak napas, berdebar-debar, pingsan, kaki bengkak dan gejala ini bisa muncul bersamaan.

Baca juga: Memahami serangan jantung

Baca juga: Ashraf Sinclair meninggal karena serangan jantung dipicu GERD? Ini faktanya

Baca juga: Kurangi asupan daging lalu perbanyak konsumsi sayur agar jantung sehat

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020