Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, melalui Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, melaksanakan tes cepat COVID-19 di Pasar tradisional Kebon Roek, Kecamatan Ampenan, untuk memutus penyebaran COVID-19.Sampel yang diambil sekitar 50 orang, sama dengan sampel saat tes cepat COVID-19 di Pasar Mandalika
Anggota Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram sekaligus Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Mataram I Nyoman Swandiasa di Mataram, Jumat, mengatakan tes cepat COVID-19, di Pasar Kebon Roek menyasar juru parkir, pengelola pasar, pengunjung dan pedagang.
Baca juga: Bayi 2 bulan di Mataram terkonfirmasi positif COVID-19
"Sampel yang diambil sekitar 50 orang, sama dengan sampel saat tes cepat COVID-19 di Pasar Mandalika. Untuk hasilnya, kemungkinan besok baru kita tahu," katanya.
Kegiatan tes cepat COVID-19 dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, dan diawasi aparat dari TNI/Polri, dengan membangun posko khusus di areal Pasar Kebon Roek.
Dikatakan, pasar menjadi salah satu tempat potensial penyebaran COVID-19, sehingga menjadi prioritas untuk dilakukan tes cepat COVID-19.
Baca juga: Karantina warga terkait COVID-19 disarankan berbasis lingkungan
Selain itu, tim juga akan melakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana efektivitasnya.
"Jika tes cepat COVID-19 di dua pasar yang telah dilakukan efektif dan ditemukan ada sampel reaktif, maka kegiatan tes cepat COVID-19 juga akan dilaksanakan di pasar-pasar lainnya," katanya.
Lebih jauh Swandiasa mengatakan apabila hasil tes cepat sampel yang telah diambil di dua pasar tradisional tersebut ada yang terkonfirmasi reaktif COVID-19, maka tim akan mengarahkan yang bersangkutan untuk dilakukan karantina di Wisma Nusantara atau di LPMP NTB.
Baca juga: Hasil tes cepat, 10 warga Cakranegara Barat 10 positif COVID-19
"Untuk yang nonreaktif, tidak ada masalah namun harus tetap waspada dan melaksanakan protokol pencegahan COVID-19 dalam setiap aktivitas sehari-hari," katanya.
Menyinggung tentang kemungkinan penutupan pasar tradisional, Swandiasa mengatakan sejauh ini skenario belum mengarah ke sana, dan untuk pencegahan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan serta baik pedagang maupun pengunjung pasar harus mentaati protokol pencegahan COVID-19.
Menurutnya, dari data terakhir Tim Gugus Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Mataram, Kamis (6/5) pukul 20.00 Wita, secara kumulatif jumlah pasien positif COVID-19 di Mataram sebanyak 111 orang. Dengan rincian 84 pasien masih dalam perawatan, 24 pasien sembuh dan 3 orang meninggal dunia.
Sementara jumlah orang tanpa gejala tercatat 354 orang, pasien dalam pengawasan 168 dan orang dalam pemantauan sebanyak 54 orang.
Baca juga: Penanganan COVID-19 berbasis lingkungan dicanangkan di Mataram-NTB
Pewarta: Nirkomala
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020