"Keberadaan laboratorium biomolekuler PCR di tengah pandemi seperti ini memberikan manfaat besar karena bisa digunakan untuk pemeriksaan COVID-19, sehingga penyebaran virus bisa dipetakan dengan baik untuk selanjutnya ditangani sesuai standar yang berlaku," kata Erick dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia menyampaikan, terdapat beberapa hal penting keberadaan laboratorium itu, yakni dapat juga digunakan untuk penderita TBC dan penyakit lainnya.
"Dua hal yang bagus bahwa setelah COVID-19 berakhir yang tentunya kita sama-sama berdoa agar cepat selesai, fasilitas ini juga bisa buat untuk TBC dimana Jawa Timur penderita TBC yang masih tinggi. Sehingga fasilitas laboratorium ini tidak hanya digunakan untuk COVID-19 saja kedepan fasilitas laboratorium juga bisa digunakan untuk penyakit lain jadi bisa jangka panjang," paparnya.
Baca juga: Menristek: Minimal 1 juta uji PCR deteksi COVID-19 di Indonesia
Ia menambahkan peralatan yang terpasang di laboratorium biomolekuler PCR di Rumah Sakit PHC Surabaya merupakan yang terbaik di dunia.
"Kita lihat tadi di dalam peralatannya juga termasuk yang terbaik di dunia," uvap Erick Thohir Menter BUMN ketika mendatangi RS PHC Surabaya.
Ia mengharapkan upaya pemerintah untuk mempercepat proses pemeriksaan virus COVID-19 sebagai upaya penanganan pandemi akan segera menemui titik terang setelah berbagai teknologi pengujian dan pemeriksaan dikembangkan.
Dalam kunjungannya Erick Thohir yang didampingi Direktur Utama Pelindo III Doso Agung dan Direktur Utama RS PHC Abdul Rofid Fanany memastikan seluruh peralatan laboratorium tersebut bisa bekerja dengan baik sehingga bisa dimaksimalkan untuk penanganan Covid-19 khususnya di Surabaya.
Baca juga: BIN: Laboratorium berjalan COVID-19 miliki PCR
RS PHC Surabaya merupakan anak perusahaan Pelindo III di bidang kesehatan yang ditunjuk sebagai salah satu rumah sakit rujukan di Jawa Timur melalui SK Gubernur Jawa Timur.
Dirut Pelindo III Doso Agung mengatakan, ia bersama jajarannya berinisiatif untuk membangun Laboratorium Biomolekuler di RS PHC, lantaran banyak masyarakat yang membutuhkan test PCR, sementara jumlah rumah sakit atau laboratorium yang bisa melakukan uji PCR Covid-19 sangat terbatas.
"Kami melihat, masih banyak masyarakat yang belum bisa test PCR, sementara di sisi lain rumah sakit atau laboratorium yang bisa melakukan test PCR sangat terbatas jumlahnya, sehingga kami memutuskan untuk membangun laboratorium PCR ini," katanya.
Ia mengharapkan laboratorium itu dapat membantu masyarakat mendapatkan fasilitas test PCR dengan mudah, sehingga kasus-kasus baru bisa dengan cepat ditekan.
Disampaikan, upaya Pelindo III dalam memerangi wabah COVID-19 sudah dilakukan sejak awal pandemi. Perusahaan operator pelabuhan yang berkantor pusat di Surabaya ini sebelumnya telah menyumbang 90 ribu APD bagi tenaga medis.
Dalam kapasitasnya sebagai rumah sakit rujukan Covid-19, RS PHC kini juga bisa melayani perawatan pasien suspect maupun positif COVID-19.
RS PHC juga membuat sebuah inovasi deteksi COVID-19 berupa rapid test secara drive thru bagi masyarakat umum. Hal ini bertujuan untuk memudahkan masyarakat umum mendapatkan fasilitas rapid test secara cepat dan mudah.
Di sisi lain, RS PHC juga telah menerapkan standar pelayanan ketat bagi pasien kasus COVID-19 mulai dengan memisahkan dan membentuk cluster khusus pasien COVID-19 dengan di perkuat 84 tenaga kesehatan khusus yang terdiri dari dokter dan perawat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020