“Ide program Open Donasi Bibit Pertanian sangat baik dan menginspirasi. Warga bisa semakin mandiri dan produktif dalam memenuhi kebutuhan pangannya. Di situ juga ada potensi bisnis dan value ekonomi yang menjanjikan,” kata Moeldoko dalam keterangannya, Sabtu.
Ia menegaskan pentingnya menjaga ketahanan pangan masyarakat di tengah pandemi COVID-19 yang belum jelas kapan akan berakhir.
Baca juga: Mentan bersama Moeldoko pantau stok pangan di Pasar Mitra Tani Bogor
Program Open Donasi Bibit Pertanian merupakan gerakan yang digagas pegiat masyarakat 10 Rumah Aman dan Pustaka Bergerak.
Program Open Donasi Bibit Pertanian dirilis mulai Senin (4/5) untuk memanfaatkan lahan sekitar rumah yang penguatannya difokuskan pada tanaman hortikultura. Donasi bibit tanaman pertanian ini nantinya akan dibagikan kepada masyarakat untuk dibudidayakan.
“Partisipasi publik tentu sangat ditunggu di sini agar Program Open Donasi Bibit Pertanian ini bisa diterapkan di daerah lain,” kata Moeldoko.
Founder Pustaka Bergerak Nirwan Ahmada Arsuka mengatakan siap mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam program tersebut.
Baca juga: KSP minta LKPP dan BPKP perkuat pelaksanaan Kartu Prakerja
“Penguatan ketahanan pangan tetap menjadi hal utama, apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti ini. Melalui Open Donasi Bibit Pertanian, masyarakat akan diajak berperan aktif dan mandiri menyediakan kebutuhan pangan sehatnya,” ungkap Nirwan.
Program Open Donasi Bibit Pertanian digulirkan resmi pada tahap awal di RT 01 Lingkungan Galung Barat, Galung, Banggae, Majene, Sulawesi Barat.
Dimotori Onthel Pustaka Majene, program tersebut terbuka bagi donasi bibit 5 komoditas pertanian meliputi jagung, sayuran, ubi jalar, tomat, hingga cabai. Program ini juga terbuka bagi donasi polibag sebagai media tanamnya.
“Komoditas yang dipilih program Open Donasi Bibit Pertanian disesuaikan dengan profil masyarakatnya. Artinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi wilayahnya. Dengan begitu, manfaat dari program ini bisa dirasakan seluruh elemen di daerah. Kami tentu berharap, komoditas pertanian itu bisa memberikan tambahan pendapatan yang besar setelah kebutuhan tiap keluarga terpenuhi,” kata Nirwan.
Selama ini, Majene dikenal sebagai sentra bagi beberapa produk pertanian. Mengacu https://humas.majenekab.go.id, area ini memiliki sedikitnya 6 komoditas unggulan sektor pertanian pada 2013. Selain padi ada juga ubi jalar, jagung, kacang hijau, padi ladang, dan ubi kayu dengan luas lahan budidaya untuk komoditas tersebut mencapai 4.610 hektare.
Dari komposisi pertanian unggulan Majene pada 2013 tersebut, jagung mampu menghasilkan produksi 2.492,9 ton. Sebarannya pun merata pada 8 kecamatan di Majene. Adapun ubi jalar memiliki kapasitas produksi 1.001,17 ton dengan lahan di seluruh wilayah Majene. Untuk komoditas hortikultura, Majene mengembangkan produksi cabai, wortel, kubis, dan sayuran lainnya.
“Kami harus mengoptimalkan potensi yang ada. Kondisi dari lahan di sini memang sangat cocok untuk beberapa komoditas pertanian. Dan, itu yang kami dorong. Nantinya bibit yang masuk akan langsung didistribusikan kepada masyarakat. Apalagi, program ini didesain jangka panjang dengan momentum pandemi COVID-19,” kata Pendiri Onthel Pustaka Majene, Muhammad Saleh.
Secara teknis, masyarakat bisa menerapkan program Open Donasi Bibit Pertanian di tiap jengkal lahan.
Komoditas sayuran bisa mengoptimalkan fungsi dari pekarangan sehingga lebih mudah saat dibutuhkan.
“Apabila masyarakat tertarik dan akan memberikan donasinya bisa menghubungi nomor 085299319858. Untuk menyiasati ‘social distancing’, maka Onthe Pustaka Majene yang akan bergerak menjemputnya,” kata Saleh.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020