Dalam kegiatan itu juga dilaksanakan diskusi yang menampilkan ahli linguistik Universitas Atmajaya Bambang Kaswanti Purwo dan peneliti Betawi Foundation JJ Rizal, kata Direktur Betawi Foundation Beky Mardani di Jakarta, Rabu.
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo juga akan hadir untuk menyampaikan pengantar diskusi yang juga dilengkapi dengan kisah proses kreatif dari Abdul Chaer, penyusun kamus tersebut.
Beky mengatakan, dengan terbitnya kamus tersebut Jakarta dan warganya diuntungkan karena kamus yang komprehensif itu bukan saja menjadi pegangan penting dalam penggunaan dialek Jakarta yang "ngetren" itu, juga menjauhi pemakainya dari kekacauan "ngomong" Jakarta seperti yang kini banyak terjadi.
"Bahkan, berkat kamus ini pula tergambar keanekaan dan kekayaan tradisi budaya masyarakat Jakarta," kata Beky yang juga Ketua III Bamus Betawi.
Menurut dia, dua kamus dalam satu bungkus itu mempunyai dua manfaat, pertama manfaat idiil karena merupakan usaha untuk memelihara salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Kedua, manfaat praktis karena kamus itu berguna bagi setiap orang yang ingin tahu lebih banyak tentang dialek Jakarta yang makin besar peranannya itu.
Ia juga mengatakan, kamus itu berbeda dengan kamus Betawi lain yang ada saat ini karena kamus itu disusun oleh ahlinya yang juga dosen Bahasa Indonesia serta lebih lengkap dengan jumlah entri lebih dari 10.000-an dan penyusun memahami konteksnya.
Kamus itu pertama kali diterbitkan pada 1976 dan kamus revisinya dilengkapi dengan ungkapan dan peribahasa Betawi. "Jadi kamus ini lebih lengkap," kata Beky.
Betawi Foundation merupakan organisasi yang dibentuk sebagai perwujudan komitmen terhadap riset dan penerbitan karya intelektual tentang Betawi dan Jakarta.(*)
Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009