Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan tiga program besar percepatan penanganan COVID-19 di wilayah ini, meski bukan termasuk wilayah zona transmisi lokal.Kami menyiapkan tiga program besar, yakni program penanganan kedaruratan kesehatan dan medis, penanganan dampak sosial dan dampak ekonomi
"Kami menyiapkan tiga program besar, yakni program penanganan kedaruratan kesehatan dan medis, penanganan dampak sosial dan dampak ekonomi," kata Bupati Kulon Progo Sutedjo di Kulon Progo, Senin .
Ia menjelaskan tiga program besar itu menjadi prioritas Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo.
Menurut dia anggaran penanganan COVID-19 di Kulon Progo sebesar Rp25,8 miliar, dan anggaran penanganan kedaruratan kesehatan dan medis sebesar Rp14 miliar, dan sisa anggaran lainnya untuk penanganan dampak sosial dan dampak ekonomi.
Penanganan pasien terdampak COVID-19 dilakukan di RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang, dan delapan rumah sakit swasta, serta 21 puskesmas yang tersebar di 12 kecamatan di Kabupaten Kulon Progo.
Dari rumah sakit yang ada di Kulon Progo yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan yakni RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang.
"Sesuai arahan dari pemerintah pusat, kami fokus penanganan COVID-19 perlu didukung anggaran yang memadai. Padahal di APBD Kulon Progo tidak ada aggaran khusus untuk itu, maka sesuai arahan pemerintah pusat, kami melakukan refocusing anggaran, sehingga program-program yang tidak mendesak ditunda, dan anggarannya kami geser untuk penanganan COVID-19," kata Sutedjo.
Ia mengatakan perkembangan kasus COVID-19 di Kulon Progo, hingga saat ini, ada 1.419 Orang Dalam Pemantuan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDp) sebanyak 71 orang, 17 orang di antaranya dirawat dan 38 orang sudah pelang dan sehat, serta delapan orang meninggal.
Selanjutnya, pasien yang positif COVID--19 di Kulon Progo ada tujuh orang, enam orang di antaranya masih dirawat di RSUD Wates, dan satu orang sudah sembuh. Dibanding dengan kabupaten/kota di DIY, jumlah positif COVID-19 terendah.
"Ini data komulatif dari awal Maret sampai hari ini. Kami berharap dan berdoa kasus COVID--19 tidak bertambah dan tidak lagi ada penyebaran COVID-19," katanya.
Politisi PAN Kulon Progo ini mengatakan penanganan dampak sosial dan ekonomi dilakukan secara terpadu dari pemerintah pusat dan daerah, dengan saling melengkapi.
Ia mencontohkan seperti dampak ekonomi di sektor pariwisata, pelaku wisata sudah mendapat bantuan paket sembako sejak Maret lalu. Selanjutnya, penyeluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah didistribusikan sejak Januari. Begitu juga program pembagian sembakon sudah berjalan.
Saat ini, program yang sedang berjalan, yakni Bantuan Sosial Tunai (BST) sebesar Rp600 ribu per Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Saat ini, BST baru berjalan di Kecamatan Wates, Nanggulan, Girimulyo, dan Kalibawang.
"Bantuan sosial yang baru berjalan dari Kementerian Sosial, dana desa, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif," katanya.
Baca juga: Kulon Progo imbau pemudik pulang kampung lapor ke Puskesmas
Baca juga: Pandemi COVID-19, 204 naker Kulon Progo-DIY dirumahkan, 10 di PHK
Baca juga: FPKS Kulon Progo alokasikan sebagian gaji buat penanganan COVID-19
Baca juga: Sebanyak 2.430 pemudik tiba di Kulon Progo
Pewarta: Sutarmi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020