PT Petokimia Gresik melalui produk NPK Phonska Plus mendorong meningkatkan produktivitas panen cabai rawit petani hingga 2 ton per hektare di tengah pandemi COVID-19.Pemupukan menggunakan NPK Phonska Plus mampu meningkatkan produktivitas cabai rawit hingga 2 ton per hektare. Ini merupakan hasil luar biasa untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani
Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, dalam keterangan persnya di Gresik, Senin mengatakan, panen demonstration plot (demplot) cabai rawit itu meningkat 62,5 persen dari rata-rata kebiasaan petani setempat yang hanya memperoleh 3,2 ton per hektare, dan kini hasil panennya mencapai 5,2 ton per hektare.
Meningkatkan panen itu, adalah hasil pemupukan berimbang perpaduan pupuk ZA dan Petroganik dengan pupuk non-subsdi NPK Phonska Plus, dan dilakukan di Desa Kampung Melayu, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu membuat
"Pemupukan menggunakan NPK Phonska Plus mampu meningkatkan produktivitas cabai rawit hingga 2 ton per hektare. Ini merupakan hasil luar biasa untuk membantu meningkatkan kesejahteraan petani," kata Digna, kepada wartawan.
Kegiatan panen, kata Digna, adalah salah satu bukti bahwa pemenuhan stok pangan nasional, khususnya cabai rawit, tetap berjalan meskipun Indonesia tengah menghadapi wabah penyakit COVID-19.
"Hal ini sesuai dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang menginstruksikan agar BUMN bidang pangan selalu mempertahankan ketersediaan stok pangan dan bahan pokok, serta menjaga penyalurannya selama pandemi COVID-19," katanya.
Digna menjelaskan, cabai rawit adalah salah satu tanaman hortikultura strategis nasional yang menjadi bahan pendukung berbagai industri makanan. Berdasarkan data BPS yang dirilis tahun 2019, panen cabai rawit nasional pada tahun 2018 mencapai 1,34 juta ton, atau terbesar nomor tiga setelah bawang merah dan kubis.
"Maka untuk menjaga bahkan meningkatkan produktivitas cabai rawit secara nasional, diperlukan pasokan pupuk yang berkualitas," katanya.
Adapun keunggulan NPK Phonska Plus adalah adanya kandungan mineral Zinc, yaitu unsur hara mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk ini semakin relevan mengingat kandungan Zinc pada lahan pertanian di Indonesia sudah sangat berkurang. Kandungan Zinc inilah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi.
“"ami berharap pola pemupukan pada demplot ini dapat diterapkan oleh para petani cabai rawit lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Petrokimia Gresik tetap melaksanakan panen sesuai protokol pencegahan COVID-19, yakni dengan tetap memberlakukan jaga jarak.
"Dengan panen ini, kami siap membantu pemerintah dalam mengawal pemupukan serta pengendalian hama bagi petani, sekaligus menekan laju penularan COVID-19 di sektor hulu pertanian," katanya.
Baca juga: Petrokimia pastikan penyaluran pupuk tidak terganggu PSBB
Baca juga: Petrokimia Gresik beri APD ke Satgas COVID-19 BUMN Jatim
Baca juga: Petrokimia Gresik ekspor 203 ribu ton pupuk ke India dan Meksiko
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020