• Beranda
  • Berita
  • 100 hari wafatnya Gus Sholah diperingati daring Pesantren Tebuireng

100 hari wafatnya Gus Sholah diperingati daring Pesantren Tebuireng

12 Mei 2020 00:04 WIB
100 hari wafatnya Gus Sholah diperingati daring Pesantren Tebuireng
Kegiatan peringatan wafatnya 100 hari almarhum pengasuh PP Tebuireng KH Sholahudin "Gus sholah" Wahid di area pesantren, PP Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (11/5/2020) malam. (FOTO ANTARA/ istimewa)

Dengan peringatan dan mengirim doa ini menjadikan kita sebagai hamba Allah SWT yang selalu merindukan sosok ulama seperti beliau

Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar 100 hari wafatnya pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Sholahudin "Gus sholah" Wahid dengan sederhana, yang dilakukan secara dalam jaringan (daring) di tengah pandemi COVIUD-19.

Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Mahfudz mengucapkan terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah meluangkan waktu untuk hadir maupun mengikuti live streaming.

"Saya ucapkan banyak terima kasih kepada seluruh hadirin yang telah mengirimkan doa kepada almarhum KH Sholahuddin Wahid. Dengan peringatan dan mengirim doa ini menjadikan kita sebagai hamba Allah SWT yang selalu merindukan sosok ulama seperti beliau," kata Gus Kikin, sapaan akrabnya dalam kegiatan yang digelar di masjid area PP Tebuireng Jombang, Senin malam.

Gus Kikin di kesempatan acara itu juga berharap dirinya dapat meneruskan perjuangan Gus Sholah dalam memimpin pesantren. Gus Kikin juga meceritakan pengalamannya saat-saat terakhir bersama Gus Sholah.

Dari situ, ia sempat menangkap isyarat bahwa umur Gus Sholah memang sudah mendekati guna menghadap Sang Pencipta.

"Beliau sering berpesan kepada saya bahwa jarak antara beliau dengan rumah terakhir (Maqbaroh) hanya tinggal 40 meter," kata kiai yang juga pengusaha ini.

Dalam acara peringatan 100 hari wafatnya Gus Sholah itu digelar dengan sederhana termasuk dengan daring. Ikut serta dalam acara itu keluarga, kerabat, serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Beberapa anggota keluarga dan pejabat lain ikut serta lewat daring antara lain istri almarhum Nyai Hj Farida Wahid, Ipang Wahid yang merupakan putra almarhum, mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin dan sejumlah keluarga lainnya.

Wakil Mudir Ma'had aly Hasyim Asy'ari, KH Syakir Ridwan memimpin pembacaan surat Yasin yang ditujukan untuk almarhum KH Sholahuddin Wahid dan dilanjutkan dengan pembacaan tahlil oleh Kiai Su'udi.

Acara ini diakhiri dengan ramah tamah dan diadakan buka bersama antara pengasuh dengan pengurus Pesantren Tebuireng Jombang. Kegiatan peringatan wafatnya Gus Sholah tersebut juga disiarkan di jejaring YouTube Pesantren Tebuireng Jombang.

Gus Sholah wafat pada Ahad (2/2) sekitar pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita, Jakarta, setelah menjalani operasi penyakit jantung.

Almarhum merupakan pengasuh Pesantren Tebuireng yang ketujuh mulai 2006 hingga 2020, sejak generasi sang kakek KH Hasyim Asy'ari (1899-1947).

Selama hidupnya, banyak karya yang telah dihasilkan, terutama terkait pendidikan, baik pendidikan agama maupun umum.

Gus Sholah mendirikan SMA Trensains (Pesantren Sains) Tebuireng dan SDI Tebuireng Ir Soedigno, Kesamben, Kabupaten Jombang. SMA Trensains didirikan pada 2014 dan diresmikan 23 Agustus 2014 oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Kurikulum SMA Trensains Tebuireng disebut kurikulum semesta, yakni, unifikasi dari kurikulum nasional, kurikulum muatan kearifan pesantren sains (MKPS) dan kurikulum internasional (Cambridge Curriculum).

Selain itu, jumlah cabang Pesantren Tebuireng juga semakin bertambah. Kini ada 14 cabang Tebuireng di berbagai daerah. Semuanya didirikan oleh Gus Sholah. 

Baca juga: Warga dan santri hadiri peringatan tujuh hari wafatnya Gus Sholah

Baca juga: Tebuireng setelah kepergian Gus Sholah

Baca juga: ACT berikan layanan makan gratis peziarah Gus Sholah

Baca juga: Gus Kikin dikabarkan gantikan Gus Sholah di Pesantren Tebuireng

Baca juga: Dubes AS sampaikan belasungkawa atas meninggalnya Gus Sholah


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020