Pemerintah Kabupaten Probolinggo segera mengoperasikan TCM (Tes Cepat Molekuler) yang dimiliki RSUD Waluyo Jati Kraksaan untuk memeriksa sampel swab pasien yang terindikasi terpapar COVID-19 dengan metode real time PCR (Polymerase Chain Reaction).Secara teori rencananya hari ini TCM bisa segera dioperasikan untuk memerksa swab spesimen COVID-19
Salah satu rumah sakit milik Pemkab Probolinggo itu telah memiliki alat pendeteksi virus corona dan sekaligus telah resmi ditetapkan sebagai lokasi TCM dengan metode real time PCR untuk warga masyarakat di Kabupaten Probolinggo.
Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 di Kota Probolinggo terus bertambah
"Secara teori rencananya hari ini TCM bisa segera dioperasikan untuk memerksa swab spesimen COVID-19, namun sesuai arahan Ibu Bupati untuk hal yang darurat dan prioritas saja," kata Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto di Probolinggo, Jawa Timur, Selasa.
Dengan alat TCM tersebut, lanjut dia, Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo sudah bisa melakukan diagnosa secara mandiri dan lebih masif terhadap spesimen sampel swab yang mengarah kepada COVID-19 karena sebelumnya harus selalu dikirimkan ke laboratorium rujukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Surabaya dengan waktu tunggu yang relatif cukup lama.
"Tenaga medis di RSUD Waluyo Jati akan mendapatkan kursus dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui teleconference dan mudah-mudahan pekan ini mereka mendapatkan pelatihan langsung dari Jakarta," katanya.
Baca juga: Tenaga kesehatan terinfeksi, positif COVID-19 di Probolinggo jadi 10
Ia menjelaskan satu cartridge itu untuk satu orang dan membutuhkan waktu 1,5 jam, sehingga harapannya sehari bisa melayani 30-40 spesimen sampel swab pasien COVID-19, namun prioritasnya adalah pasien konfirmasi, PDP, ODP dan rapid test dengan hasil reaktif.
"Kalau yang bisa dikirim ke Surabaya maka tetap akan dikirimkan ke Surabaya, namun pada level respon cepat, harapannya ada hasil yang lebih cepat maka diarahkan ke TCM karena cartridgenya itu terbatas," ujarnya.
Ikhtiar itu merupakan tindak lanjut menyusul langkah Pemkab Probolinggo dalam memutus rantai penularan COVID-19 melalui tes cepat masal kepada para peserta karantina di 24 kecamatan, pejabat di lingkungan Pemkab Probolinggo serta para jurnalis dan petugas lapangan.
Sementara Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Mansur mengatakan modifikasi alat medis yang sebelumnya berfungsi untuk mendiagnosa kuman tubercolosa (TB) dan kini menjadi alat TCM RT-PCR itu memang sesuai dengan arahan dan kebijakan pemerintah pusat dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 nasional.
Baca juga: Klaster Temboro tambah kasus positif di Probolinggo jadi 23 orang
"Dengan adanya tambahan cartridge khusus pada alat ini maka fungsinya akan sama yakni untuk mengenali RNA (ribonucleic acid) virus melalui spesimen sampel swab dan keshahihan alat itu sudah mencapai 90 persen, jauh melebihi metode antigen dan rapid antibodi," katanya.
Ia menjelaskan, pihaknya juga telah menghitung kapasitas kerja alat dengan empat unit cartridge penampung spesimen sampel swab tersebut dan sekali running alat itu membutuhkan waktu normal antara 1 – 1,5 jam sampai selesai pengecekan, maka kapasitas normalnya dalam satu hari mampu mendiagnosa sebanyak 36 sampel per harinya.
"Kami berharap cartridge yang dibutuhkan bisa ada terus kedepannya karena fungsi alat RT-PCR itu sangat penting untuk mendiagnosa secara tepat serta untuk mengetahui seorang pasien positif COVID-19 itu sembuh atau tidak," ujarnya.
Baca juga: Tambahan positif COVID-19 di Probolinggo dari santri Ponpes Temboro
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020