• Beranda
  • Berita
  • Survei: Warga Sumatera Barat punya modal sosial kuat hadapi COVID-19

Survei: Warga Sumatera Barat punya modal sosial kuat hadapi COVID-19

12 Mei 2020 13:41 WIB
Survei: Warga Sumatera Barat punya modal sosial kuat hadapi COVID-19
Arsip Foto. Seorang warga kurang mampu di Kota Padang, Sumatera Barat, menerima bantuan dari perwakilan penyumbang. (HO PLN Sumatera Barat)
Warga Sumatera Barat memiliki modal sosial yang kuat dalam menghadapi COVID-19 menurut hasil survei yang dilakukan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Padang.

"Survei menunjukkan solidaritas sosial warga Sumbar menggembirakan, terlihat dari kesukarelaan sosial masyarakat bersedia membantu masyarakat lain yang terdampak COVID-19 dalam bentuk materi cukup tinggi, mencapai 46,4 persen," kata Koordinator Tim Tanggap Darurat COVID-19 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unand Dr Aidinil Zetra di Padang, Selasa.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa 28,3 persen dari 1.010 warga Sumatera Barat yang menjadi responden survei menyatakan bersedia memberikan bantuan tenaga kepada warga lainnya yang terdampak COVID-19.

Selain itu, menurut survei, 56 persen responden bersedia memberikan sumbangan pikiran, informasi, dan nasihat dan 5,6 persen responden siap menyediakan tempat isolasi bagi warga yang terdampak COVID-19.

"Ada sejumlah kecil warga, yaitu  0,7 persen, yang tidak bersedia membantu dengan alasan itu adalah tugas pemerintah tetapi ini jumlahnya amat kecil," kata Aidinil.

Kesediaan untuk saling bantu, menurut dia, merupakan modal sosial yang bisa dikembangkan untuk melawan COVID-19.

"Caranya adalah dengan mengoptimalkan fungsi posko COVID-19 yang ada di lingkungan terendah guna mengakomodasi modal sosial dan solidaritas sosial warga untuk membantu mereka yang terdampak," katanya.

Ia menambahkan, warga yang hendak membantu bisa menyalurkan bantuan lewat posko untuk disampaikan kepada warga lain yang terdampak wabah.

Aidinil mengatakan bahwa COVID-19 tidak bisa dilawan hanya dengan mengandalkan sumber daya yang ada di pemerintah.

"Kita perlu bersama-sama dengan semua pemangku kepentingan, pemimpin formal dan pemimpin informal bekerja sama membangun solidaritas dan mengembangkan modal sosial yang dimiliki untuk saling membantu," katanya.

"Jika ingin masyarakat tetap berada di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran maka mari optimalkan posko tanggap darurat COVID-19 di lingkungan terendah," ia menambahkan.

Tanpa upaya bersama, dia mengatakan, warga yang terserang penyakit bisa semakin banyak dan fasilitas kesehatan bisa kewalahan menangani pasien.

Baca juga:
Presiden sebut solidaritas sebagai modal sosial lawan COVID-19
Sumatera Barat antisipasi potensi peningkatan kasus COVID-19

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020