Boyke dalam pertunjukan wicara (talk show) yang diprakarsai Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jateng dan Bank Mandiri di Semarang, Senin, mengatakan, banyak istri malu menyampaikan hasratnya secara langsung di hadapan suami, padahal mereka sudah berumah tangga puluhan tahun.
"Saya menemui banyak pasien seperti itu, terutama wanita Jawa. Kalau istri menginginkan hubungan, mereka menyampaikan dengan bahasa atau isyarat tidak langsung," katanya.
Menurut dia, isyarat tidak langsung ini malah bisa menimbulkan respons suami yang berbeda dari apa yang diinginkan, sebab bisa saja kondisi psikologis suami saat itu kurang mampu mencerna apa yang diisyaratkan istrinya.
Boyke menegaskan, keselarasan dan kualitas hubungan suami istri amat ditentukan oleh perhatian masing-masing pihak, yang hanya bisa dibangun oleh komunikasi dengan pesan yang jelas.
Kunci keberhasilan mempertahankan hubungan suami istri, menurut Boyke, hanya satu yakni kesediaan masing-masing pihak memberi perhatian.
Bagaimana merawat cinta yang sudah berlangsung puluhan tahun, di hadapan ratusan peserta, yang sebagian besar perempuan berusia di atas 40 tahun, dia mengatakan, suami dan istri harus mau menerima apa adanya kondisi masing-masing.
"Janganlah selalu membandingkan perasaan cinta sama ketika kita menjalin cinta di usia muda dulu. Akan tetapi, kedua pihak memang wajib menjaga penampilan agar ketertarikan fisik itu tetap ada," katanya.
Bahasa atau idiom yang digunakan suami istri, menurut Boyke, juga harus mampu menjaga perasaan masing-masing. "Jangan gunakan kata-kata yang berisi ledekan terhadap pasangan," katanya.(*)
Pewarta: ferly
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009