Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi, atau stoknya kurang, atau ada yang sengaja permainkan harga
Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran kementerian terkait untuk mengungkap penyebab tingginya harga gula pasir dan bawang merah karena terdapat dugaan tingginya dua bahan pokok tersebut akibat permainan harga yang menguntungkan segelintir pihak.
"Saya ingin ini dilihat masalahnya di mana, apakah masalah distribusi, atau stoknya kurang, atau ada yang sengaja permainkan harga untuk sebuah keuntungan yang besar," kata Presiden rapat terbatas melalui telekonferensi video mengenai Antisipasi Kebutuhan Pokok dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.
Presiden mengatakan dalam kondisi pandemi penularan virus Corona atau COVID-19 ini, masyarakat sedang mengalami penurunan daya beli. Maka dari itu, untuk mengurangi beban masyarakat, seluruh harga bahan pokok harus terkendali dan terjangkau.
Untuk bawang merah, Presiden mencatat harga di pasaran mencapai Rp52.000 per kilogram. Padahal seharusnya harga bawang merah bisa ditekan hingga Rp32.000 per kilogram.
Sedangkan, harga gula pasir belum menunjukkan penurunan signifikan, padahal Presiden sudah memerintahkan beberapa kali untuk pengadaan stok dan operasi pasar. Di pasaran saat ini, harga gula pasir Rp17.500 per kilogram, atau jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp12.500 per kilogram.
"Gula pasir sampai saat ini, saya terus kejar, harga masih Rp17.000-17.500 per kilogram padahal HET harusnya di Rp12.500 per kilogram," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi soroti harga bawang merah dan gula pasir
Baca juga: Masih mahal, Kementan prediksi harga bawang merah normal mulai Juni
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020