Usai menyerahkan bantuan, Gibran tampak bicara serius dengan Ganjar sekitar 3 menit, bahkan beberapa sukarelawan Gibran sempat melarang pewarta yang hendak mengambil perbincangan tersebut.
Saat dikonfirmasi mengenai pembicaraan dengan Ganjar, Gibran menjawab singkat bahwa dirinya mendapat pesan khusus dari Gubernur Jateng.
"Banyak, tetapi rahasia. Nanti saja, rahasia kok dibocorkan," kata Gibran.
Baca juga: Gibran bersama sukarelawan salurkan bantuan masker dari Puan Maharani
Ketika ditanya apakah pesan dari Ganjar berkaitan dengan pencalonan dirinya sebagai Wali Kota Surakarta, Gibran pun secara diplomatis memberikan penjelasan.
"Politik nanti dahulu setelah musibah selesai. Kita fokus pada kegiatan kemanusiaan dahulu," ujarnya.
Saat menyerahkan bantuan, Gibran mengatakan bahwa APD itu asli buatan Solo dengan pabriknya juga ada di kota setempat dan bisa memproduksi 7.000—10.000 APD per hari.
"Untuk APD ini sudah dites di Kemenkes, nanti silakan dicek quality control-nya," kata Gibran kepada Ganjar.
Gibran menyebutkan kegiatannya tersebut juga didukung oleh para sukarelawan yang selama ini mendukungnya pada pencalonan sebagai Wali Kota Surakarta, bahkan setelah ditetapkan sebagai KLB, sukarelawannya langsung bergerak, dari sukarelawan politik menjadi sukarelawan kemanusiaan.
"Setiap hari mereka berkoordinasi dengan RT/RW setempat. Jika ada warga yang membutuhkan atau yang kena PHK, sukarelawan tersebut langsung turun tangan," katanya.
Adapun bantuan yang diserahkan Gibran kepada Ganjar berupa baju hazmat sebanyak 2.000 buah, vitamin helmigs 10.000 sachet, masker N-95 sebanyak 1.000 buah, masker Surgiface 1.000 buah, dan masker kain sebanyak 10.000 buah.
Baca juga: Gibran bagikan ratusan paket sembako warga terdampak
Baca juga: Gibran alihkan relawannya kegiatan kemanusiaan tangani COVID-19
Sementara itu, Gubernur Ganjar tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pesan yang disampaikannya. Namun, dia mengapresiasi apa yang dilakukan Gibran bersama sukarelawannya yang turut aksi penanganan COVID-19.
Terlebih, lanjut Ganjar, Kota Surakarta mirip dengan Kota Semarang yang memerlukan penanganan khusus saat pandemi COVID-19.
"Saya mengikuti bagaimana sukarelawan itu bergerak karena Solo Raya sama dengan Semarang Raya, sama-sama zona yang dalam pantauan tetap, sudah merah dan kita mesti dorong," katanya.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020