• Beranda
  • Berita
  • Indonesia usulkan kolaborasi sektor swasta untuk penuhi pasokan medis

Indonesia usulkan kolaborasi sektor swasta untuk penuhi pasokan medis

13 Mei 2020 16:16 WIB
Indonesia usulkan kolaborasi sektor swasta untuk penuhi pasokan medis
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi tampil sebagai pembicara utama dalam pertemuan virtual MCGC bertema "Role of Private Sector in Supply Chain" dari Jakarta, Selasa malam (12/5/2020). ANTARA/HO-Kemlu RI/aa.

Indonesia mengusulkan pembuatan suatu wadah kerja sama tukar menukar informasi yang dapat memfasilitasi kolaborasi antar sektor swasta dalam memproduksi dan mendistribusikan pasokan peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pandemi

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan Ministerial Coordination Group on COVID 19 (MCGC), menekankan pentingnya pendekatan yang inovatif dan melibatkan berbagai pemangku berkepentingan (multi stakeholders) khususnya kalangan swasta, dalam mengatasi situasi global pandemi COVID-19.

Pertemuan dwi-mingguan virtual pada Selasa malam (12/5) itu dihadiri oleh 11 menlu/wakil menlu dari Indonesia, Australia, Kanada, Jerman, Italia, Maroko, Peru, Singapura, Afrika Selatan, Turki, dan Inggris, dari total 16 negara yang bergabung dalam MCGC.

“Indonesia mengusulkan pembuatan suatu wadah kerja sama tukar menukar informasi yang dapat memfasilitasi kolaborasi antar sektor swasta dalam memproduksi dan mendistribusikan pasokan peralatan medis yang dibutuhkan untuk menangani pandemi," kata Menlu Retno dalam keterangan tertulis, Rabu.

Wadah yang dimaksud akan memungkinkan sektor swasta untuk berbagi informasi tentang kapasitas dan sumber daya masing-masing, sehingga membuka peluang bagi penggabungan keunggulan komparatif masing-masing perusahaan.

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan (BDSP) Kemlu Achmad Rizal Purnama menjelaskan bahwa wadah tersebut bisa dimanfaatkan oleh 16 negara MCGC untuk menampilkan sektor swasta maupun BUMN yang dapat memproduksi alat kesehatan sekaligus memetakan keahlian, kapasitas, maupun sumber daya masing-masing perusahaan.

Dengan adanya informasi bersama, maka masing-masing sektor swasta maupun BUMN di 16 negara tersebut dapat menghubungkan kebutuhan dan kekurangan mereka, sehingga bisa berkolaborasi untuk memproduksi alat kesehatan yang bukan saja memenuhi kebutuhan dalam negeri masing-masing negara tetapi diharapkan juga dapat berkontribusi pemenuhan alat kesehatan di tingkat global.

Meskipun kerja sama tersebut akan dihadapkan dengan masalah standardisasi dan sertifikasi untuk mematuhi peraturan di masing-masing negara, Rizal menyebut usulan Indonesia mendapat dukungan dari 15 negara lain sebagai salah satu upaya konkret dalam penanganan COVID-19.

“Sejak awal, Menlu menyampaikan bahwa kerja sama (internasional) saat ini harus dapat dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Harus konkret, tidak hanya sebagai pernyataan politik, karena pernyataan politik tidak bisa menyelesaikan masalah dalam kolaborasi nyata untuk memenuhi kebutuhan rakyat kita terkait alat kesehatan maupun vaksin,” ujar Rizal.

Inisiatif yang ditawarkan Indonesia ini merupakan wujud konkret upaya Indonesia menerjemahkan komitmen negara anggota MCGC yang berupaya meningkatkan koordinasi dan sinergi untuk mengatasi dampak COVID-19.

MCGC sendiri merupakan suatu kelompok kerja sama antarnegara lintas kawasan yang bertujuan memperkuat koordinasi internasional bagi penanganan pandemi COVID-19 serta mengelola dampak ekonomi sosial yang ditimbulkan.


Baca juga: COVID-19 jadi alarm untuk perkuat sistem multilateralisme

Baca juga: Respons pandemi, Menlu serukan peningkatan kerja sama internasional

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020