Silat Harimau Padang Difilmkan

28 Juli 2009 21:09 WIB
Silat Harimau Padang Difilmkan
(ANTARA/Istimewa)
Jakarta (ANTARA News) - Silat harimau asal Padang, Sumatra Barat, diangkat dalam sebuah film yang akan diputar serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 6 Agustus.

Film dengan judul "Merantau" karya sutradara asal Inggris Gareth Evans itu mengupas dengan tuntas olah raga pencak silat yang merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan.

"Saya sangat terhormat diberi kesempatan untuk memenggarap film yang berlatar belakang budaya Indonesia," kata Garet Evans di sela "Workshop Behind The Scene & Tecnology High Definitions" di SMA Labschoool, Jakarta, kemarin.

Dalam film dengan durasi 120 menit itu diceritakan seputar perjalanan seorang remaja yang merantau dari tanah kelahirannya di Minang ke ibukota dengan berbekal keahlian pencak silat harimau.

Tokoh utama dalam film itu adalah Iko Uwais, pendatang baru di indutri perfilman Indonesia.

Film ini juga melibatkan aktor senior yang telah malang-melintang di indutri perfilman, yaitu Chistine Hakim.

Produser Ario Sagantoro mengatakan, diangkatnya film dengan tema pencak silat itu merupakan bentuk dari keprihatinan atas mulai berkurangnya penghargaan maupun pelestarian budaya bangsa.

"Pencak silat merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa. Namun saat ini mulai ditinggalkan. Sebagai bukti, juara pencak silat saat ini Vietnam, seharusnya warga Indonesia sendiri, kan," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, penggarapan film dengan tema laga itu dikerjakan dalam waktu empat bulan. Pengambilan gambar dilakukan di Padang, Sumatra Barat, Bekasi, dan Jakarta.

"Selain melestarikan pencak silat, film ini juga menceritakan tentang budaya merantau yang sering dilakukan mayoritas warga. Yang jelas dalam film ini menceritakan kehidupan sehari-hari," katanya menambahkan.

Christine Hakim mengatakan, film yang diperankannya saat ini berbeda dengan film-film yang dia perankan.

Film ini, kata dia, membutuhkan pemahaman yang khusus terutama dalam memahami dan melakukan pembicaraan dengan menggunakan bahasa Minang.

"Saya telah bermain film selama 36 tahun. Dengan terlibat dalam film ini saya merasa mendapatkan energi yang luar biasa dan bisa mendapatkan inspirasi," katanya.

Menurut dia, film dengan tema pencak silat itu diharapkan bisa memacu masyarakat Indonesia untuk melestarikan salah satu budaya bangsa, yaitu pencak silat.

Guna mengenalkan film tersebut, film pertama Ario Sagantoro itu juga diikutkan dalam beberap festival film, di dalam dan luar negeri.

Salah satu festival yang pernah diikuti film "Merantau" adalah "13th Puchon International Fantastis Film Festival" di Korea dan film ini dipercaya sebagai film penutup dalam festival tersebut.(*)

Pewarta: luki
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009