Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, menurutnya, sudah memberikan saran kepada Kemenpora. Apabila kompetisi kembali bergulir, maka harus ada protokol kesehatan yang disiapkan, di antaranya rapid test dan swab.
"Ada saran sebelum itu dilakukan rapid test dan swab, tapi kita lihat seberapa permintannya kita akan sampaikan ke gugus tugas," kata Zainudin dalam telekonferensi di Jakarta, Kamis.
"Gugus tugas sudah menyampaikan misalnya tanpa penonton, harus di-swab dan rapid test untuk pemain dan staf, tapi klub-klub belum merespons," ujarnya menambahkan.
Semenjak kompetisi profesional ditangguhkan pada Maret lalu, beberapa atlet dan pemain dipulangkan ke daerah masing-masing dengan tetap dibekali program latihan mandiri.
Padahal beberapa cabang olahraga seperti basket misalnya membutuhkan latihan tim di lapangan yang tentu saja bakal melibatkan kontak fisik.
Namun untuk memanggil para atlet kembali dan menggelar latihan secara berkelompok, menurut Zainudin masih sulit untuk dilakukan dalam waktu dekat, terlebih eskalasi penyebaran virus corona belum menunjukkan penurunan.
Hingga saat ini hanya ada beberapa cabang olahraga yang masih melanjutkan aktivitas pelatnasnya, antara lain angkat besi, bulu tangkis, dan menembak. Latihan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan baik yang telah disampaikan oleh gugus tugas maupun Kemenpora.
"Kami sudah menyampaikan protokol keolahragaan kepada para pengurus cabor, organisasi, dan kepala dinas pemuda dan olahraga di berbagai provinsi. Kita juga perbaharui sesuai dengan perkembangan yang ada,"
"Silakan tetap berlatih tapi protokol ketat. Untuk bulu tangkis, saya sudah mewanti-wanti agar para atlet yang sudah di dalam pelatnas tidak boleh keluar dan tidak boleh ada orang yang menjenguk," ujar dia.
Baca juga: Menpora: Berolahraga penting jaga stamina cegah COVID-19.
Baca juga: Menpora: kelanjutan persiapan Piala Dunia U-20 tergantung pemerintah
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020