Konten, yang disiarkan pada Minggu (10/5) itu, menyebutkan pendistribusian telur bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk keluarga penerima manfaat (KPM) di Kabupaten Garut tertunda, lantaran terkendala proses pendataan penerima bantuan.
Penundaan itu setidaknya membuat empat ton telur membusuk dan harus diganti dengan yang baru karena terlalu lama tersimpan di gudang Bulog Garut.
Namun, benarkah empat ton telur untuk bantuan sosial milik Pemprov Jabar itu membusuk?
Penjelasan:
Dalam berita ANTARA berjudul "Ridwan Kamil pastikan telur bansos provinsi berkualitas" yang disiarkan pada Senin (11/5), Ketua Divisi Logistik Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat Mohammad Arifin Soedjayana menampik kabar yang menyatakan bahwa telur-telur yang disiapkan untuk bantuan sosial di Garut telah busuk.
Arifin menjelaskan divisi logistik menerapkan prosedur yang ketat agar bantuan yang sampai ke warga tepat mutu, antara lain tidak busuk, tidak berbau, dan tidak kedaluwarsa.
Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Jabar memiliki manajemen penyimpanan yang khusus yaitu telur tidak boleh disimpan lebih dari empat hari di gudang supaya bisa dikonsumsi warga setelah distribusi.
Dengan penerapan standar mutu itu, Arifin menjamin telur-telur yang tersimpan di gudang Bulog Garut maupun di daerah lain Jawa Barat tetap segar dan tidak busuk.
Arifin memastikan belum ada kasus telur yang busuk di tempat penyimpanan atau gudang yang ada di seluruh Jawa Barat.
Klaim: Empat ton telur bantuan sosial Pemprov Jabar membusuk
Rating: Salah/Hoaks
Baca juga: Kominfo catat 686 hoaks terkait COVID-19 hingga Rabu
Baca juga: Polri tangani 103 kasus hoaks Corona di medsos
Baca juga: Ciri telur yang sehat dikonsumsi
Pewarta: Tim JACX
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2020