"Saat ini kami terus melakukan upaya pompanisasi pada areal persawahan yang mengalami kekeringan," kata Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Pertanian, Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, Kamis.
Dede mengatakan, kekeringan yang melanda persawahan di Kabupaten Lebak, saat ini tercatat di lima kecamatan sebanyak 475 hektare kekeringan.
Dari 475 hektare tanaman padi itu, kata dia, kondisinya berada di lokasi sawah `marginal` atau tanpa memiliki sarana pengairan yang baik.
Kekeringan tersebut, melanda Kecamatan Cikulur seluas 220 hektare, Warunggunung 144,5 hektare, Bayah 19 hektare, Cibadak 90 hektare dan Cimarga dua hektare.
"Diprediksikan bila dua pekan tidak ada hujan kemungkinan tanaman padi akan puso karena usia tanamnya di bawah 70 hari," katanya.
Dia menyatakan, untuk mengatasi ancaman puso kini Pemkab Lebak telah memberikan bantuan pompanisasi kepada petani di sejumlah desa di Kecamatan Cikulur dan Cibadak.
Pemkab Lebak telah memasang pompanisasi, seperti di Desa Cigoong Selatan Kecamatan Cikulur dan Bojongleles, Kecamatan Cibadak, untuk menyedot air dari sungai Ciujung.
Saat ini, kondisi areal persawahan terbantu dengan teraliri dari sungai Ciujung tersebut.
"Hingga saat ini kami terus memberikan pompanisasi untuk membantu kekeringan," katanya.
Dia menjelaskan, tanam kedua Mei lalu angka tanaman padi mencapai 16 ribu dan diperkirakan Agustus ini sudah panen.
"Dengan adanya bantuan pompanisasi, kemungkinan tanaman itu tidak akan puso atau gagal panen," ujar Dede Supriatna.
Sementara itu, Aming (50) seorang petani Desa Cigoong Selatan, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, mengaku, sawah miliknya seluas satu hektare yang diperkirakan Agustus panen kini terbantu dengan adanya bantuan pompanisasi.
Sebelumnya, lanjut dia, pihaknya merasa bingung karena 1,5 bulan tidak ada hujan, sehingga areal persawahan mulai kekeringan.
"Saya optimistis dengan bantuan pompanisasi ini dipastikan Agustus bisa musim panen," jelasnya.(*)
Pewarta: imung
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009