Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan terkoreksi cukup dalam pada kuartal II/2020 hingga berada di kisaran 3,4-3,8 persen untuk periode April-Juni.Penurunan lebih dalam ini karena pengaruh COVID-19 sudah menyebar ke seluruh sektor ekonomi. Penerapan social distancing tentu telah membuat aktivitas perekonomian juga terbatas pada periode ini.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Hari Widodo di Palembang, Sabtu, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sumsel relatif terjaga pada kuartal I/2020 karena pandemi corona baru masuk pada Maret 2020 tapi di kuartal II sudah tidak bisa terhalau lagi pengaruhnya.
“Penurunan lebih dalam ini karena pengaruh COVID-19 sudah menyebar ke seluruh sektor ekonomi. Penerapan social distancing tentu telah membuat aktivitas perekonomian juga terbatas pada periode ini,” kata dia.
Baca juga: Ekonom: Pencairan dana kompensasi BUMN solusi pertumbuhan ekonomi
Hari menjelaskan perlambatan ekonomi provinsi itu akan berlanjut pada kuartal III/2020 kemudian diprediksi akan terjadi pemulihan pada kuartal IV.
Puncak perlambatan ekonomi Sumsel ini dipengaruhi sejumlah faktor, mulai dari penurunan konsumsi rumah tangga, investasi hingga ekspor.
Dari ketiga komponen tersebut, kata dia, konsumsi rumah tangga yang berperan telak menekan perekonomian Sumsel akibat pandemi corona karena kontribusinya sekitar 60 persen terhadap PDRB Sumsel.
“Untuk mempertahankan konsumsi rumah tangga, tak ada cara lain selain realisasi bantuan langsung tunai karena di mana-mana saat krisis setiap negara di dunia akan mengandalkan bantuan sosial,” kata dia.
Ia menjelaskan penurunan konsumsi rumah tangga saat pandemi COVID-19 tak lain dipengaruhi oleh penerapan social dan physical distancing untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Baca juga: Bappenas prediksikan ekonomi RI tumbuh satu persen pada 2020
Bahkan, meskipun pada kuartal II terdapat momen Ramadhan dan Idul Fitri yang biasanya mengerek permintaan di masyarakat, namun pada situasi saat ini berbeda.
Perlambatan ekonomi kemudian semakin telak karena komponen investasi akan turun, apalagi kata Hari, kinerja ekspor komoditas ditengarai mulai melemah pada kuartal II - kuartal III tahun ini.
Perekonomian Sumsel juga bergantung pada ekspor komoditas alam, seperti karet, sawit dan batubara. Ketika negara tujuan masih terdampak COVID-19 dan menerapkan lockdown maka akan berpengaruh terhadap ekspor daerah.
Komponen lain yang bakal memperdalam penurunan ekonomi Sumsel adalah investasi. Pada kuartal I/2020, bank sentral mencatat investasi di Sumsel hanya Rp5,5 triliun baik dari asing maupun dalam negeri.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel melansir pertumbuhan ekonomi Sumsel kuartal I/2020 tumbuh 4,98 persen. Angka tersebut masih lebih baik dibanding nasional dan tertinggi dibanding provinsi lain di Sumatera.
Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020