"Yang jelas bisa berkumpul dengan keluarga itu yang paling berharga sekarang. Bisa tarawih setiap malam, biasanya kalau pas liga jalan saya gak bisa gitu karena harus latihan malam dan ada pertandingan juga,” kata Indra seperti dilansir laman resmi tim di Jakarta, Senin.
Pemain berusia 24 tahun ini bergegas pulang kampung ke Trenggalek Jawa Timur setelah kompetisi tertinggi di Tanah Air itu dihentikan karena pandemi virus yang berasal dari China itu. Hal tersebut tidak bisa dilakukan jika kompetisi berjalan.
Meski jauh dari pengawasan pelatih, pria yang juga seorang anggota polisi ini mengaku tetap menjalankan program latihan. Pihaknya tidak ingin kondisinya menurun jika kembali dipanggil tim guna melanjutkan kompetisi.
"Latihan mandiri tetap berjalan. Begitu juga dengan komunikasi dengan manajemen dan pelatih," kata pria yang bertugas di Lantas Polres Trenggalek.
Baca juga: Bhayangkara FC usul kompetisi diakhiri jika pandemi belum mereda
Selain melalukan latihan mandiri, Indra mengaku juga mendapatkan kesempatan lebih berbaur dengan keluarga dan banyak melalukan kegiatan. Bahkan ia mengaku tidak segan membantu orang tuanya.
"Di rumah paling kegiatannya cuma bersih-bersih. Kalau dinas rutin belum, soalnya tunggu keputusan dari PSSI, kalau liga benar-benar berhenti mungkin mulai masuk dinas aktif,”
"Cuma beberapa hari kemarin sempat masuk kantor, bertemu dengan komandan dan senior di Polres tempat saya dinas,” kata Indra menambahkan.
Terkait soal makanan favorit saat berbuka, Indra memilih dua makanan ringan. Pemain kelahiran 8 Oktober 1995 itu menyantap jajanan khas bulan puasa yang kerap dijual di kaki lima.
“Kalau makanan favorit pas buka, saya biasanya kurma sama es buah,” kata pemain dengan nomor punggung 38 itu.
Baca juga: Bhayangkara FC belum bahas kontrak hingga ada kejelasan soal kompetisi
Baca juga: Bhayangkara FC galau soal THR pemain
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2020