Peningkatan jasa pelayanan kepelabuhanan ini dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahap pertama penyediaan lahan dan pengembangan pelabuhan di atas areal seluas 30 hektar, kata Kepala Bappeda Sulawesi Selatan, Ir H. Tan Malaka, MSi di Makassar, Selasa.
Tahap pertama yang dikerjakan tahun 2009 ini meliputi pembangunan penahan tanah sepanjang 5.600 meter, reklamasi lahan pelabuhan tersebut seluas 250 meter, pembuatan akses jalan sepanjang dua kilometer dengan lebar 40 meter, menghabiskan dana APBN sebesar Rp800 miliar.
Pekerjaan tahap kedua thun 2010 meliputi pembangunan dermaga peti kemas pada areal 260 meter, pembangunan CY seluas 60.000 meter kubik dan pengadan alat bongkar muat peti kemas dengan investasi seluruhnya sekitar Rp600 miliar.
"Waktu pelaksanaan proyek tersebut selama 1,5 tahun sudah harus rampung," katanya seraya menambahkan, dalam areal proyek ini juga dibangun fasilitas umum dan sosial di atas lahan seluas 20 hektar dan 150 ha untuk areal komersial yang akan dikelola investor.
kebijakan pemerintah provinsi Sulsel terhadap pengembangan fasilitas penunjang transportasi laut yang dikerjakan secara bertahap (2009-2010), lanjutnya, selain Pelabuhan Makassar saat ini belum dapat difungsikan sebagai `International Hub Port` sesuai Rencana Tata Ruang Pulau (RTRP) Sulawesi juga daya tampung terminal penumpang, peti kemas dan terminal curah semakin terbatas.
Bahkan, usia infrastruktur pelabuhan Makassar yang ada sekarang relatif sudah tua, lokasi terminal penumpang yang terletak di tengah-tengah kegiatan lintasan barang/general cargo, lokasi pelabuhan yang terletak sangat dekat dengan daerah komersial dan hunian penduduk.
"Masalah-masalah strategis pengembangan transportasi laut inilah sehingga pemerintah memandang perlu membangun fasilitas jasa kepelabuhanan yang lebih baik, aman dan kondusif, sekaligus menjadikan pelabuhan Makassar sebagai pelabuhan internasional yang langsung mengekspor komoditi dari Makassar ke negara tujuan," ujarnya.
Ia mengatakan, selama ini komoditi ekspor Sulsel diangkut dengan kapal laut ke Jakarta dan Surabaya untuk selanjutnya eksportir di wilayah itu mengekspornya ke negara tujuan.
Padahal, pelabuhan Makassar sejak dulu merupakan pelabuhan internasional yang memiliki volume bongkar muat barang/peti kemas dan penumpang yang paling tinggi di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
PT. Pelindo IV menyebutkan, kunjungan kapal tahun lalu tercatat 5.914 unit atau bertambah 500 kapal dari tahun 2007 sebanyak 5.396 unit, cargo mengalami penurunan yakni 9,8 juta ton tahun 2007 menjadi 6,04 juta ton tahun 2008, kontainer dari 302.060 teus (2007) naik menjadi 354.229 teus (2008) dan penumpang tahun lalu tercatat 939.479 orang atau bertambah hampir 200 ribu orang dari penumpang turun-naik tahun 2007 sebanyak 793.959 orang.(*)
Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009