PT Adaro Energy Tbk (IDX: ADRO) (AE) mengumumkan kinerja keuangannya untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2020 (1Q20) dengan mencatat kenaikan sebesar 5 persen untuk volume produksi batu bara secara year-over-year (y-o-y).kinerja di kuartal pertama merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa, mengatakan kinerja di kuartal pertama merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit.
Pasar batu bara yang lemah semakin terpukul dengan adanya Covid-19 yang mendorong penurunan aktivitas bisnis maupun industri demi mengurangi penularan penyakit ini.
Baca juga: PT Adaro serahkan ambulans khusus pasien COVID-19
"Pada waktu yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, kami senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran dan menjaga posisi keuangan yang sehat. Di saat yang sama, kami harus melindungi kesehatan dan keselamatan para karyawan untuk menjaga operasi yang aman dan andal," katanya.
AE mencatat pendapatan sebesar 750 juta dolar AS pada 1Q20, atau turun 11 persen dari periode yang sama 2019, terutama karena penurunan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 17 persen. Harga batu bara yang lemah semakin tertekan oleh penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi
global karena penerapan lockdown terkait Covid-19.
Kedua segmen batu bara termal dan metalurgi di operasi pertambangan batu bara AE terdampak oleh hal ini seiring penurunan harga batu bara global. Namun di tengah kondisi pasar yang sulit, volume produksi AE masih meningkat sebesar 5 persen perbandingan tahun ke tahun menjadi 14,41 juta ton sementara volume penjualan naik 8 persen (y-o-y) menjadi 14,39 juta ton pada 1Q20 dengan dukungan permintaan dan operasi yang baik.
Baca juga: Harga batu bara menunjukkan tren penurunan
Harga batu bara yang lemah semakin tertekan oleh penurunan permintaan akibat melemahnya ekonomi global karena penerapan lockdown terkait Covid-19. Kedua segmen batu bara termal dan metalurgi di operasi pertambangan batu bara AE terdampak oleh hal ini seiring penurunan harga batu bara global.
Namun di tengah kondisi pasar yang sulit, volume produksi AE masih meningkat sebesar 5 persen (y-o-y) menjadi 14,41 juta ton sementara volume penjualan naik 8 persen (y-o-y) menjadi 14,39 juta ton pada 1Q20 dengan dukungan permintaan dan operasi yang baik.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020