Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Kepala BB Pascapanen, Prayudi Syamsuri dan Direktur PT. Niaga Indotama, Saut Maruji melalui video conference disaksikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry.
Kabalitbangtan Fadjry Djufry melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa mengatakan, pertanaman porang dan sejenisnya sudah mulai banyak dikembangkan di tanah air di sisi lain, Indonesia masih banyak mengimpor tepung glukomanan dari luar untuk memenuhi kebutuhan bahan tambahan pangan dan bahan baku farmasi.
Baca juga: Mentan ajak petani dan eksportir manfaatkan peluang ekspor porang
Optimasi teknologi pengolahan tepung porang, glukomanan dan alternatif teknologi implementasi produk olahannya masih sedang berlangsung atas kerjasama antara Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian dengan pihak PT. Niaga Indotama selaku importir produk glukomanan.
Penelitian dikoordinir oleh Heny Herawati dengan anggota tim diantaranya yaitu Edy Mulyono, Elmi Kamsiati, dan Agus Budiyanto, dengan Direktur PT. Niaga Indotama.
Ruang lingkup kerjasama ini meliputi optimasi teknologi produksi glukomanan dari umbi porang dan sejenisnya.
Kerjasama tersebut meliputi tiga hal yakni optimasi pemurnian glukomanan dari umbi porang, melakukan ujicoba produksi dan karakterisasi glukomanan dengan kemurnian sesuai spesifikasi yang dibutuhkan, melakukan uji coba produk untuk kebutuhan aplikasi pada produk akhir (produk makanan atau minuman).
Penelitian awal memghasilkan kualitas tepung porang hasil teknologi Balai Besar Litbang Pascapanen yang memiliki karakteristik kadar air berkisar antara 4-5 persen, sedangkan tepung iles-iles memiliki kadar air berkisar antara 3-5 persen.
Baca juga: Pemkab Balangan kembangkan umbi porang sebagai alternatif bahan pangan
Tepung porang memiliki viskositas 8652 cp dibandingkan produk glukomanan impor yang memiliki viskositas 5224 cp. Tepung iles-iles memiliki whiteness index yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung porang yang telah dihasilkan. Standar mutu produk ekspor menjadi orientasi pengembangan kerjasama penelitian dan pengembangan ini.
Kepala BB Pascapanen Prayudi Syamsuri sangat mendukung kerjasama untuk pengembangan produk pangan lokal, terutama yang memiliki prospek untuk menekan tingkat kebutuhan impor serta sekaligus untuk mendukung peluang pengembangan ekspor glukomanan.
"Nilai tambah umbi porang dan iles-iles selayaknya ditingkatkan nilai komersialnya melalui teknologi pascapanen yang tepat serta segera dapat diimplementasikan di tingkat lapangan untuk dapat memberikan nilai tambah ekonomi di tingkat petani dan pengusaha pelaku produk pangan lokal,"ujarnya.
Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020