"Ekonomi harus mulai dipulihkan, utamanya untuk UMKM yang memiliki nyawa pendek dalam bertahan hidup. Karena kegiatan ekonomi menjadi detak jantung kehidupan yang akan menentukan nasib dan kondisi bangsa selanjutnya," kata Adik di Surabaya, Selasa.
Adik menilai, ekonomi New Normal dilakukan sebagai langkah yang tepat dan benar, sebab WHO telah menyatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak akan hilang dari dunia hingga vaksin ditemukan.
Adik pada saat diskusi virtual itu memprediksi, skema "New Normal" diperkirakan mulai dilaksanakan bulan depan, sebab dana pemerintah untuk membantu rakyat diperkirakan terbatas.
"Mungkin hanya bisa sampai tiga bulan dan setelah itu habis. Pasti akan ada dampak sosial, bisa chaos kalau semua pada lapar," kata Adik kepada wartawan.
Ia mengatakan, ekonomi New Normal merupakan skema pemulihan kegiatan ekonomi yang dibarengi dengan tumbuhnya kesadaran bersama untuk mentaati protokol kesehatan dengan ketat, seperti memakai masker, menjaga jarak, selalu mencuci tangan dan tidak berkerumun.
"Kalau industri saya kira sudah siap untuk melakukan social distancing dan physical distancing dengan sangat ketat, karena mereka akan belajar pada kasus-kasus sebelumnya. Sebab ketika ada seorang karyawan terkena, pabrik tersebut akan ditutup," katanya.
Adik hanya mengkhawatirkan ketika karyawan sudah tidak berada di lokasi pabrik, dan lalai dan tidak menerapkan aturan tersebut, sehingga mereka kembali berkerumum dan tidak menggunakan masker.
"Sebab sejauh ini kesadaran seluruh masyarakat untuk selalu menaati protokol COVID-19 masih rendah. Dan masih banyak ditemui orang yang tidak menggunakan masker di jalan atau di pasar, utamanya tradisional, hal ini akan menjadi cela masuknya COVID-19 dalam lingkungan pabrik atau industri," katanya.
Oleh karena itu, Adik berharap masyarakat akan mulai sadar dengan selalu menaati protokol kesehatan sehingga ekonomi bisa kembali berjalan.
General Manager Javadwipa Group, Achmad Fauzi mengatakan, skenario New Normal harus disiapkan pelaku usaha, khususnya telekomunikasi sebagai bentuk strategi baru dalam memasuki kondisi baru masyarakat.
"Skenario ini akan ada banyak bentuk aplikasinya di setiap perusahaan. Namun ada sejumlah poin yang sama bisa menjadi acuan, seperti dipastikan adanya perubahan perilaku dan habit pasar sebagai akibat harus dilakukannya sejumlah protokol kesehatan terkait COVID-19," katanya.
Fauzi memastikan, dengan konsep ekonomi New Normal masyarakat pengguna akan lebih memilih penggunaan pola sosial berjarak, namun menginginkan metode yang bisa menghasilkan hal yang sama dengan perilaku sebelum pandemi.
"Bagaimana bentuk riilnya memang belum nampak seperti apa, tapi di sisi telekomunikasi tandanya sudah mulai muncul, dan Telkom melaporkan bahwa di era New Normal permintaan pasang baru jaringan internet naik tinggi, sehingga bisa dilihat habit orang sudah mulai bergeser lebih massif menggunakan internet," katanya.
Dengan demikian, kata dia, dipastikan pasar baru akan tercipta atau setidaknya muncul reorientasi pasar menyesuaikan dengan kondisi masyarakat konsumen, ditambah kebutuhan kebutuhan baru akan muncul sebagai bagian dari perubahan sosial.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2020