"Saya bangga dengan perkembangan perfilman Indonesia yang semakin berkualitas. Saya berharap perkembangan film semakin maju," katanya di sela-sela penerimaan penghargaan dari panitia "Jogja Asian Film Festival" (JAFF), di Yogyakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, karakterisitik tokoh lokal yang ditampilkan dalam film "Merantau" memberi kesan khas adanya "local hero", yakni perpaduan tokoh lokal yang memiliki kemampuan bela diri pencak silat dan berlatar belakang kehidupan masyarakat Indonesia yang berbudaya.
"Saya sebagai orang Indonesia merasa bangga dengan perkembangan pencak silat, terlebih telah diangkat ke sebuah film. Bela diri asli Indonesia biasa menjadi ciri khas jati diri bangsa," katanya.
Dalam film laga berjudul "Merantau", yang diputar saat "Opening Ceremony 4th Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2009", Christine Hakim menjadi salah satu tokoh utama dalam film tersebut.
Christine berakting dengan menggunakan logat minang dan berperan sebagai seorang petani tomat di Bukittinggi, Sumatra Barat. Dia menampilkan ciri khas orang Indonesia dalam segala kehidupan sehari-hari yang dijalani di perkampungan.
"Warna budaya Indoesia sangat kental dalam film tersebut, yaitu dengan latar belakang lingkungan asli Indonesia, penggunaan bahasa minang, dan menampilkan seni silat asli warisan leluhur," katanya.
Presiden JAFF, Garin Nugroho mengatakan, Christine Hakim bisa menjadi salah satu tokoh film berkualitas Indonesia. Christine selalu membintangi film-film bernapaskan kemanusiaan dan mempertontonkan budaya asli Indonesia.
Garin mengatakan, Christine Hakim memiliki dedikasi tinggi terhadap perkembangan perfilman Indonesia dalam dekade terakhir.
"Christine Hakim merupakan aktris yang pantas menerima penghargaan JAFF karena dia merupakan sineas berkualitas yang ada di Indonesia," katanya.(*)
Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009