LaNyalla Mahmud Mattalitti di Jakarta, Rabu, memberikan apresiasi terhadap upaya Kemenristek/BRIN, meskipun sudah disuarakan sejak dulu, untuk segera produksi massal beberapa prototipe produk yang dihasilkan beberapa perguruan tinggi.
"Seperti UI dan UGM yang telah mampu membuat ventilator, baik yang 'portable' maupun yang standar untuk ruangan ICU. Dan sampai hari ini kami belum melihat produk massalnya,” kata dia.
Baca juga: Kemristek kucurkan Rp90 miliar danai riset-inovasi penanganan COVID-19
Baca juga: Konsorsium riset nasional sesuai visi-misi Presiden Joko Widodo
Baca juga: Menristek bentuk konsorsium riset teknologi penanganan COVID-19
Oleh karena itu, LaNyalla meminta para senator yang hari ini sedang berada di daerah masing-masing untuk memantau sebaran produk-produk tersebut di lapangan. Jangan terlalu lama menjadi wacana, harus lebih cepat sampai di lapangan.
“Karena virus ini kan bukan wacana, tapi sudah menyebar menjadi pandemi. Jadi produk-produk untuk penanganannya juga harus cepat disebar,” ujarnya.
LaNyalla juga berharap sesuai kompetensinya Kemenristek terus mendorong lembaga riset dan perguruan tinggi untuk melakukan penelitian dan kajian mendalam tentang vaksin COVID-19.
Atau, menurut dia minimal terkait obat meningkatkan imun tubuh, agar segera bisa diproduksi massal dan dapat digunakan oleh masyarakat, khususnya kelompok rentan.
“LIPI kalau tidak salah sudah melakukan penelitian tentang buah jambu sebagai penangkal virus. Langkah selanjutnya ditunggu,” katanya.
Dalam peluncuran produk yang juga disaksikan Presiden RI Joko Widodo itu, Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 menampilkan sejumlah produk yang telah dan siap diproduksi massal, diantaranya, alat "rapid test", "swab test", ventilator dan beberapa produk karya anak bangsa lainnya.
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro menyatakan kontribusi yang dilakukan ini sebagai bagian dari dukungan kementeriannya kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di bawah BNPB.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020