"Teknik DPI (Diffractive Phase Interferometry) berbasis laser kami yang didasarkan pada modulasi fase optik, mampu memberikan tanda infeksi dalam beberapa detik," kata dr. Pramod Kumar, ketua tim peneliti di laboratorium itu dalam pernyataan resmi Kedubes UAE.
Selain menunjukkan hasil dalam waktu singkat, teknologi itu juga diklaim mudah dalam penggunaan, non-invasif, dan juga murah, sehingga cocok untuk pengujian skala lebih besar di tempat umum, seperti bioskop dan pusat perbelanjaan.
Dalam pengujian skala luas itu, menurut Kumar, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) berperan penting untuk memberikan model analisis secara presisi, serta dengan kecepatan dan skala yang tepat.
"Laboratorium ini menggunakan G42, perusahaan AI dan Cloud Computing terkemuka, untuk lebih meningkatkan program laser," ujar dia, menambahkan bahwa pihaknya telah menjalankan 1.000 pengujian awal, kemudian menyempurnakan dan kembali melakukan uji coba.
QuantLase Imaging Lab berencana untuk meluncurkan produk inovasi buatannya ke pasaran dalam beberapa bulan mendatang, mengingat sejauh ini mesin produksi laboratorium itu telah menunjukkan hasil dengan tingkat akurasi tinggi.
Menteri Kesehatan UAE Abdul Rahman bin Mohammad menanggapi penemuan tersebut dengan menyatakan bahwa pihaknya selalu mengikuti proses inovasi terkait deteksi dini dan tes cepat COVID-19.
"Pemerintah UAE tertarik pada inisiatif yang membantu sistem perawatan kesehatan di UAE. Para pejabat kesehatan telah memantau dengan seksama kemajuan uji coba dengan QuantLase untuk menguji peralatan ini," ujar Abdul Rahman bin Mohammad.
Baca juga: UAE kirimkan bantuan medis penanganan COVID-19 ke Indonesia
Baca juga: UEA kirim bantuan APD 20 ton, Indonesia kirim balik buah dan sayur
Baca juga: UAE laporkan 561 kasus tambahan COVID-19, total jadi 13.599
Pewarta: Suwanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020