Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melakukan sidak ke Komplek Pergudangan Bulog di Gedebage, Bandung, Jawa Barat untuk mengantisipasi jelang perayaan Idul Fitri.
Dalam kunjungannya, Erick Thohir didampingi Direktur Operasional Bulog, Tri Wahyudi Saleh beserta Kepala Dinas Industri Perdagangan dan Provinsi Jawa Barat, M. Arifin Soedjayana.
Direktur Operasional Bulog, Tri Wahyudi Saleh dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis menyampaikan bahwa stock gula dan beras di Jawa Barat dalam kondisi aman.
"Stock beras dan gula di Kantor Wilayah Jawa Barat dapat dipastikan aman dapat memenuhi kebutuhan. Untuk stock gula di Jawa Barat adalah 1.853 ton, sedangkan beras 227.997 tom," ujarnya.
Baca juga: Buwas tegaskan oknum diskreditkan kualitas beras Bulog akan ditindak
Pada kesempatan itu, Tri Wahyudi mengklarifikasi mengenai penyebab tingginya harga gula di pasar. Tingginya harga gula di pasar bukan disebabkan tidak lancarnya distribusi, namun hal ini disebabkan karena telatnya kedatangan impor gula.
Menanggapi hal itu, Erick mengatakan, sama seperti industri kesehatan, impor menjadi masalah krusial di industri pangan.
"Kita masih bergantung pada asing, hal ini perlu direformasi untuk memastikan ketahanan pangan di Indonesia," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, BUMN sedang menyiapkan roadmap untuk industri pangan di BUMN. Dengan penggabungan PTPN, Bulog dan RNI dalam klaster pangan akan mendorong terbentuknya rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN.
Baca juga: Bulog catat penjualan beras daring meningkat 497 persen
Erick menjelaskan bahwa saat ini BUMN memiliki 130.000 hektar tanah di bawah PTPN dan 140.000 lahan yang dimiliki oleh rakyat yang dikelola BUMN seharusnya dapat untuk menyeimbangkan kebutuhan 3,5 juta ton gula di Indonesia, yang mana 36 persen diantaranya dipenuhi oleh swasta dan 800.000-900.000 ton dari impor.
"Dengan penggabungan klaster pangan ini, kami yakin BUMN dapat mengurangi impor dan kedepannya bisa mewujudkan ketahanan pangan menuju Indonesia Emas tahun 2045," kata Erick Thohir.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020