China dorong rakyat Taiwan dukung reunifikasi

22 Mei 2020 14:55 WIB
China dorong rakyat Taiwan dukung reunifikasi
Petugas polisi berjaga di depan gedung kantor pemimpin Taiwan saat berlangsung upacara pelantikan sang pemimoin, Tsai Ing-wen, di Taipei, Taiwan, Rabu (20/5/2020). ANTARA FOTO/Reuters-Ann Wang/hp.
China akan mendorong rakyat Taiwan untuk bergabung dalam menentang kemerdekaan pulau itu dan mempromosikan "reunifikasi", kata Perdana Menteri China Li Keqiang pada Jumat.

​​Pernyataannya itu tampaknya akan memperburuk hubungan  Beijing  dengan  Taipei.

China menggambarkan Taiwan sebagai isu teritorial yang paling sensitif dan penting, dan tidak pernah menihilkan  kemungkinan  penggunaan kekuatan untuk membuat provinsi itu patuh di bawah kendalinya.

Pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen, dalam upacara pelantikan untuk periode keduanya di Taipei, Rabu lalu (20/5), mengatakan Taiwan tidak bisa menerima menjadi bagian dari China di bawah tawaran otonomi "satu negara, dua sistem". Ia sangat menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan.

Li, dalam laporan kerjanya pada awal pertemuan tahunan parlemen China, mengatakan negaranya akan "dengan tegas menentang dan menghalangi segala kegiatan separatis yang mendukung kemerdekaan Taiwan".

China akan meningkatkan kebijakan dan langkah-langkah untuk mendorong pertukaran dan kerja sama di seluruh Selat Taiwan, dan melindungi kesejahteraan rakyat Taiwan, kata Li menambahkan.

"Kami akan mendorong mereka untuk bergabung dengan kami dalam menentang kemerdekaan Taiwan dan mempromosikan reunifikasi China. Dengan upaya ini, kami pasti dapat menciptakan masa depan yang indah untuk peremajaan bangsa China," kata Li.

China menerjemahkan kata "tong yi" sebagai "reunifikasi", tetapi juga dapat diterjemahkan sebagai "unifikasi", sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang disukai oleh banyak orang di Taiwan yang menunjukkan bahwa pemerintah komunis Beijing tidak pernah memerintah Taiwan, sehingga tidak mungkin "disatukan kembali".

Taiwan yang demokratis tidak menunjukkan minat untuk diperintah oleh China, yang otokratis.

China telah menawarkan kepada Taiwan model "satu negara, dua sistem", yang seharusnya menjamin tingkat otonomi yang tinggi. Beijing menggunakan model tersebut untuk menjalankan bekas koloni Inggris, Hong Kong.

Namun, semua partai besar Taiwan telah menolaknya.

Menanggapi pidato Li, Dewan Taiwan Urusan Daratan mengatakan rakyat Taiwan dengan tegas menentang proposal "satu negara, dua sistem", yang "meremehkan Taiwan dan merusak status quo di Selat Taiwan".

Pada Jumat, China mengusulkan undang-undang baru untuk Hong Kong yang mengharuskannya untuk segera memberlakukan peraturan keamanan nasional. Proposal UU itu dianggap sebagai langkah yang bertentangan dengan konsep "satu negara, dua sistem".

China percaya Tsai adalah separatis yang memperjuangkan kemerdekaan Taiwan. Sementara itu, Tsai mengatakan Taiwan sudah menjadi negara merdeka yang disebut Republik China, nama resminya.

Taiwan telah mengeluhkan peningkatan gangguan oleh militer China sejak virus corona mulai mewabah, dengan jet tempur dan kapal angkatan laut secara teratur mendekati pulau itu beserta latihan, yang digambarkan oleh China sebagai kegiatan rutin.


Sumber: Reuters

Baca juga: Kapal perang AS bersiaga dekat Taiwan jelang pelantikan Tsai Ing-wen

Baca juga: Taiwan terbangkan jet tempur saat AU China patroli kitari pulau

Baca juga: Beijing ajak dunia tetap patuhi Satu China pascapemilu Taiwan



 

China ekspor lebih dari 50 miliar masker


 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020