"Saat itu sudah pulang sekolah, Doni dan teman-temannya sedang beristirahat usai bermain bola di lapangan sekolah, tiba-tiba dinding kelas 1 dan kelas 2 runtuh, dan menimpa Doni," kata Wali salah satu kelas SDN 3 Karang Anyar, Siti Sadiyah, di Pesawaran, Kamis.
Doni tewas saat hendak dibawa ke Puskesmas Gedong Tataan oleh pihak sekolah, namun nyawanya tidak tertolong karena kehabisan oksigen.
"Ayah doni, Turahno, sudah kami hubungi, dan mengaku sudah ikhlas dan menerima kematian Doni sebagai musibah," kata dia.
Bangunan sekolah yang dibangun tahun 1984 itu, menurut dia, sudah bobrok dan belum pernah direnovasi.
SDN 3 Karang Anyar merupakan SD Inpres dengan lima ruang kelas dan satu ruang untuk guru, yang saat ini drubah menjadi ruang belajar untuk siswa kelas enam.
Sejumlah anggota DPRD Pesawaran saat ini sedang meninjau langsung lokasi reruntuhan. Salah satu anggota Komisi B DPRD Pesawaran, Lahmudin, menyatakan, pihaknya telah mendesak pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Pesawaran untuk membuat basis data sekolah rusak di kabupaten itu.
"Ini adalah masalah yang sangat mendesak, karena akan ada sekolah-sekolah lain yang fisik bangunannya terancam runtuh, karena tidak pernah dilakukan renovasi," kata dia.
Bahkan, dia menambahkan, SDN 3 Karang Anyar sudah delapan kali mengajukan permohonan perbaikan gedung fisik sekolah kepada Dinas Pendidikan setempat, namun tidak ditanggapi. (*)
Pewarta: luki
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009