Ia menambahkan, untuk sektor kepemudaan, saat ini ada ratusan organisasi kepemudaan secara nasional, serta puluhan atau mungkin ratusan ribu komunitas yang berjejaring di daerah, sangat bisa digerakkan untuk ikut membantu gerakan sosial "Bangkit dari Masjid" itu.
"Ada banyak fungsi dari masjid yang tetap bisa berjalan dan bermanfaat untuk kepentingan umat. Seperti yang kita tahu, ada sekitar 800.000 Masjid seluruh Indonesia, yang tersebar dari kota hingga pelosok, di jalan utama hingga di gang-gang sempit. Potensi itu harus diberdayakan secara sosial ekonomi oleh generasi muda tidak hanya dalam momentum pandemi COVID-19, tapi juga setelahnya,” ujar Arief dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/5).
Baca juga: Pemuda Islam diajak gerakkan ekonomi umat
Ketika pandemi COVID-19 menyebabkan masjid diimbau untuk tidak melakukan shalat berjamaah dan ibadah-ibadah lain yang sifatnya mengumpulkan umat dan berkerumun, bukan berarti masjid harus ditutup dan berhenti kegiatannya.
Seperti yang disampaikan Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan, masjid dengan fungsi sosialnya bisa menjadi tempat untuk implementasi gerakan masyarakat bantu masyarakat, dengan memberi bantuan edukasi, pangan, pendataan, ekonomi, medis dan psikologi.
Lilik mengatakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mendorong kembalinya fungsi sosial masjid untuk dapat mengatasi secara bersama-sama dampak COVID-19 pada sisi kesehatan, ekonomi, sosial, dan ketahanan pangan.
Menurut Arief, gerakan "Bangkit dari Masjid" dapat menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan edukasi pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran, dan penanganan dampak COVID-19 yang tentu bermanfaat untuk kepentingan mengembalikan fungsi sosial masjid tersebut.
Seperti gerakan yang dilakukan Dewan Kemakmuran Masjid Raya Al Kautsar Villa Dago, Pamulang Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Ketua DKM Al Kautsar Juni Sukasmono mengatakan DKM Al Kautsar melakukan penyemprotan desinfektan setiap seminggu 2 kali di seluruh wilayah Villa Dago dan sekitarnya.
“Alhamdulillah atas ikhtiar ini sampai dengan saat ini warga Villa Dago yang hampir 5000 warga semua aman dan tidak ada yang ODP, PDP dan yang positif," ujar Sukasmono.
Baca juga: DMI ajak pemuda masjid perkuat ukhuwah Islamiyah
Mereka juga memberikan bantuan sosial untuk warga yang terdampak serta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk mengadakan tes cepat (rapid test) untuk seluruh Pengurus RT/RW dan warga.
Selain itu, kegiatan edukasi juga digalakkan dengan publikasi melalui media daring dan spanduk di seluruh wilayah tentang protokol kesehatan, bekerja sama dengan semua aparat pemerintahan termasuk Polsek dan Koramil untuk membantu check point.
Setiap hari, kata Sukasmono, DKM juga menyiarkan imbauan-imbauan protokol kesehatan dengan menggunakan mobil komando dan ambulans yang dilakukan bekerja sama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Jakarta dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Tangsel sebagai Organisasi Profesi kesehatan yang bergerak bersama mendukung kegiatannya.
"Terakhir kami juga lakukan dakwah daring setiap hari Rabu dan Minggu sekalian menghimbau kepada seluruh warga tetap konsisten mengikuti anjuran pemerintah tentang protokol kesehatan. Kami bangkit untuk tidak hanya diam dalam kondisi pandemi ini, dan kami bangga dan semangat melakukannya. InsyaAllah berkah," ujar Sukasmono.
Baca juga: DMI minta pemuda Islam kembangkan wisata religi berbasis masjid
Baca juga: MUI dukung masjid jadi sentra ekonomi umat saat COVID-19
Baca juga: Jusuf Kalla dorong gerakan pemberdayaan ekonomi melalui masjid
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020