Penyebaran pandemi COVID-19 telah mengganjal belanja konsumen dan kegiatan ekonomi bisnis secara global, dan prospek masa depan tetap tidak pasti saat ini, kata Honda dalam pernyaatan resmi, dikutip Minggu.
Di tengah keadaan seperti itu, produksi, penjualan, dan kegiatan bisnis Honda lainnya sedang terkena dampak di semua wilayah, dan hasil keuangan konsolidasi secara kuartalan maupun tahun fiskal jatuh.
Pendapatan penjualan konsolidasi Honda untuk kuartal keempat fiskal (Januari - Maret 2020) 3.458,0 miliar yen, turun 14,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan penjualan dari bisnis mobil.
Akibatnya, Honda menderita kerugian operasional konsolidasi untuk kuartal keempat fiskal 5,6 miliar yen (kerugian operasi), penurunan 47,9 miliar yen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Namun, laba operasi dari bisnis sepeda motor telah menolong Honda meskipun dampak pandemi COVID-19 tak terelakkan.
Untuk tahun fiskal April 2019-Maret 2020, Honda mengantongi pendapatan penjualan konsolidasi 14.931,0 miliar yen, turun 6,0 persen dibandingkan tahun fiskal sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan penjualan dari bisnis mobil dan selisih kurs terhadap mata uang asing.
Laba operasional konsolidasi untuk tahun fiskal itu mencapai 633,6 miliar yen, turun 12,8 persen dibandingkan tahun fiskal sebelumnya.
Dengan demikian, laba konsolidasi Honda untuk periode itu hanya 789,9 miliar yen, turun 19,3 persen dibandingkan tahun fiskal sebelumnya.
Pada Januari-Maret 2020, Honda menjual 4, 302 juta unit sepeda motor (-0, 256 juta), 1, 364 juta mobil (-0.981 juta), sementara pada April 2019-Maret 2020 hanya 19, 340 juta unit motor dan 4, 790 juta mobil.
Baca juga: Jualan mobil online, Honda gandeng Blibli dan Tokopedia
Baca juga: Honda sebut permintaan "home service" meningkat selama pandemi
Baca juga: Honda-Tencent kembangkan infotainment otomatis berplatform WeChat
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020