Semua komputer kuantum mengandalkan properti partikel sub-atom guna menyiar-pancarkan keterangan dan melakukan penghitungan dengan menggunakan berbagai unit informasi yang disebut "qubit", demikian dikutip dari Xinhua-OANA.
Tidak seperti bit yang digunakan di dalam operasi komputer konvensional, yang hanya dapat mewakili satu dari dua nilai yang mungkin, "qubit" dapat mewakili sampai empat, sehingga memungkinkan pemakai untuk mengurangi banyak waktu di depan komputer.
Gelombang elektron yang digunakan untuk menyampaikan informasi di dalam komputer kuantum bergerak di dalam partikel yang disebut bit kuantum yang, bagaimanapun, dengan mudah dipengaruhi oleh campur-tangan dari luar.
Profesor Iacopo Carusotto, seorang ahli ilmu fisika di pusat Bec-Infm yang juga mengajar di University of Trento, mengatakan, penyelesaian bagi campur tangan bit kuantum ialah mempolarisasikannya sehingga semua bit kuantum berputar pada arah yang sama.
Carusotto membandingkan teknik tersebut dengan penghapusan suara latar yang menjengkelkan yang menghalangi seseorang memusatkan perhatian.
"Itu seperti memberikan irama reguler yang terus-menerus kepada sepasang maraca yang berguncang tak terkendali. Dengan cara ini, `suara` itu menjadi dapat diterima bagi elektron, yang tidak menjadi bingung dan dapat bekerja lebih efisiensi," katanya.
Maraca, yang kadangkala disebut "rumba shaker", adalah alat musik asli Puerto Rico, Kuba, Venezuela dan beberapa negara Karibia serta Amerika Latin. Maraca adalah alat perkusi sederhana, biasanya dimainkan secara berpasangan.
Teknik tersebut dikembangkan oleh para peneliti di Bec-Infm Research and Development Center, laboratorium fisika di University of Trento, yang bekerja sama dengan satu tim ahli fisika internasional dari seluruh dunia.
Temuan mereka disiarkan di dalam "Nature Physics", jurnal ilmiah kenamaan yang memusatkan perhatian pada fisika terapan, terbitan 15 Agustus.(*)
Pewarta: handr
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2009