"Peristiwa alam ini akan terjadi pada pukul 16.18 WIB atau 17.18 Wita. Saat itu, bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Kabah," kata Agus dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan fenomena alam itu berdasarkan data astronomi. Peristiwa semacam itu dikenal sebagai Istiwa A'dham atau Rashdul Qiblah yaitu waktu matahari di atas Kabah dengan bayangan benda yang terkena sinar matahari menunjuk arah kiblat.
Momentum itu, lanjut Agus, dapat digunakan bagi umat Islam untuk memverifikasi kembali arah kiblatnya. Caranya dengan menyesuaikan arah kiblat dengan arah bayang-bayang benda pada saat Rashdul Qiblah.
Dia mengatakan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat.
Pertama, kata dia, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus bisa menggunakan lot/bandul.
Kedua, kata Agus, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata.
Ketiga, lanjut dia, jam pengukuran harus disesuaikan dengan standar BMKG, RRI atau Telkom.
Baca juga: Fenomena matahari di atas Kabah tidak ubah arah kiblat Masjid Istiqlal
Baca juga: Lapan: Sempurnakan arah kiblat dengan fenomena matahari di atas Kabah
Baca juga: 15-16 Juli waktu akurat cek arah kiblat
Baca juga: Matahari tepat di atas Ka'bah 27-28 Mei saatnya perbaiki arah kiblat
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2020