Konta sepakat dengan ide Roger Federer yang bulan lalu menyerukan peleburan kedua organisasi, yang juga disambut positif oleh Ketua WTA Steve Simon dan Ketua ATP Andrea Gaudenzi.
"Saya tidak mengerti kenapa kami (petenis putri) tidak dianggap sama dengan petenis putra. Apakah kami memang kurang berharga dibanding petenis putra?" kata petenis peringkat 14 dunia ini.
Petenis yang juga yang duduk di dewan petenis WTA ini bergabung dengan beberapa rekan perempuan profesionalnya dalam menyerukan posisi yang sama di setiap lembaga gabungan di masa depan.
Baca juga: Kvitova pilih Grand Slam dibatalkan daripada digelar tanpa penonton
Baca juga: Djokovic umumkan turnamen wilayah Balkan, Thiem bergabung
Sebanyak tujuh asosiasi menjalankan berbagai bagian tenis di dunia. Olahraga ini juga dikendalikan oleh Federasi Tenis Internasional (ITF) dan dewan empat turnamen Grand Slam, selain oleh WTA dan ATP.
Saat ini masyarakat membutuhkan platform TV berbayar yang berbeda untuk menonton pertandingan tenis, sehingga penggabungan turnamen dipandang dapat menyederhanakan kontrak televisi dan penawaran sponsor.
Petenis putra dan putri memiliki pranata peringkat yang terpisah sementara beberapa aturan, termasuk pelatihan di lapangan, juga berbeda.
Bintang tenis asal Amerika Serikat Billie Jean King telah menyerukan badan pemerintahan untuk bersatu sejak bertahun-tahun yang lalu, tetapi Konta merasa komentar Federer telah membawa publik kembali pada perhatian ke topik tersebut.
"Saya pasti akan berpikir jangka panjang agar ini bisa menjadi satu tur. Saya tahu ada banyak orang yang akan termotivasi, dan saya juga tahu pasti akan ada pihak yang tidak ingin penggabungan terjadi," tutur petenis 29 tahun itu menegaskan.
Baca juga: WTA gelar turnamen mini di Florida
Baca juga: Osaka gunakan waktu rehat untuk tingkatkan kepercayaan diri
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2020