Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memacu sektor industri nasional agar bisa menciptakan terobosan baru, berinovasi untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa, serta mempersiapkan kebangkitan industri nasional dalam menghadapi kenormalan baru (new normal).Dengan berinovasi, pelaku industri dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi serta menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi
“Dengan berinovasi, pelaku industri dapat menjawab berbagai tantangan yang dihadapi serta menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (27/5).
Selain itu, lanjut dia, inovasi juga dapat meningkatkan kemandirian bangsa, mengurangi ketergantungan impor, dan siap membangkitkan industri dalam situasi kenormalan baru.
Menperin mencontohkan di sektor kesehatan, inovasi merupakan kunci untuk mengakselerasi penanganan wabah COVID-19. “Sebelum ada wabah COVID-19, belum ada industri dalam negeri yang menghasilkan ventilator, tetapi dalam waktu kurang dari tiga bulan, beberapa universitas bekerja sama dengan industri bisa mengembangkannya dan siap diproduksi,” ujarnya.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan, saat ini dibutuhkan 1.000 unit CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) transport ventilator dan Ambubag 668. Tim dari Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang terus berkoordinasi dengan Kemenperin telah berhasil mengembangkan berbagai jenis ventilator untuk menunjang kebutuhan medis tersebut, salah satunya jenis emergency ventilator. Bahkan, Tim UGM dalam waktu dekat akan memproduksi ventilator bertipe fully featured atau high grade.
“Inovasi yang mereka hasilkan juga dapat mewujudkan kemandirian sektor industri dalam negeri,” ujarnya.
Kemenperin melalui unit-unit penelitian dan pengembangan (litbang) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), juga terus melakukan riset untuk menciptakan produk-produk yang mendukung penanganan pandemi COVID-19. Beberapa riset yang dilakukan, antara lain rancang bangun Alat Pelindung Diri (APD) berupa face shield, penelitian dan pengembangan Non-PCR test kit untuk mendeteksi Covid-19, pengembangan rapid test kit untuk mendeteksi COVID-19 dengan metode lateral flow immunoassay, dan pengembangan bahan baku APD.
Selain itu Kemenperin pun terus berupaya mendorong dan mengoptimalkan industri farmasi untuk mengembangkan bahan baku obat di dalam negeri.
“Untuk jangka panjang, Kemenperin berupaya membangun kerjasama litbang antara lembaga riset dan industri farmasi guna pengembangan bahan baku obat Covid 19,” kata Menperin.
Bahkan guna mendukung sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM) agar dapat bertahan dalam kondisi saat ini, Kemenperin telah menyelenggarakan berbagai program yang membantu para pelaku IKM memasarkan produknya melalui kanal-kanal digital guna . Hal ini memperluas jaringan pemasaran dan sertan meningkatkan penjualan.
Menperin menegaskan pelaku industri harus siap menghadapi keadaan new normal. Inovasi digital merupakan salah satu strategi agar industri dapat terus berkarya dan memberikan kontribusinya terhadap perekonomian nasional, selain menjalankan protokol kesehatan dengan patuh.
“Inovasi digital memberikan peluang dalam menghadapi tantangan membangkitkan sektor industri nasional. Diharapkan, sektor industri kita dapat pulih lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya. Inilah optimisme yang harus kita bangun dan kita jaga sebagai simbol Kebangkitan Nasional,” kata Menperin.
Baca juga: Kemenperin siapkan aparat industri hadapi kenormalan baru
Baca juga: Normal baru, TNI-Polri awasi 1.800 titik pendisiplinan kesehatan
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020