"Hingga akhir pekan, kita perkirakan masih gelombang setinggi 4 meter lebih di perairan Aceh," ucap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Metrologi Kelas I SIM Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Rabu.
Sepanjang pekan ini, jelasnya, kondisi cuaca di provinsi paling barat Indonesia dipengaruhi oleh angin yang bertiup dari arah barat, dan banyak membawa uap air dari wilayah Samudera Hindia.
Baca juga: Suhu udara 33 derajat, BMKG sebut Aceh masuki musim kemarau
Kondisi tersebut telah mengakibatkan terjadi penumpukan awan-awan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang.
Tingginya kecepatan angin di lapisan udara sekitar 3.000 kaki bisa mencapai 45 knots atau 60 kilometer per jam, sehingga bisa berdampak pada meningkatkan gelombang laut di perairan.
Seperti diketahui, wilayah perairan di provinsi paling barat Indonesia telah memasuki angin baratan, dan mengakibatkan potensi angin kencang sangat besar kemungkinan terjadi.
"Samudera Hindia barat Aceh setinggi 3 hingga 4 meter, barat-selatan Aceh dan perairan utara Sabang masing-masing berkisar 2 meter sampai 4 meter, dan Selat Malaka bagian utara antara 2 meter hingga 3 meter," rinci dia.
Baca juga: BMKG sebut semua lempeng tektonik terus bergerak, tapi sangat lambat
"Perairan Sabang-Banda Aceh berkisar 1 meter sampai 2,5 meter, dan utara-timur Aceh antara 0,5 meter hingga 1,5 meter," tutur Zakaria.
Ia mengaku, sementara daratan di Aceh baik wilayah barat-selatan, tengah maupun utara-timur dewasa ini cenderung dilanda hujan ringan yang dapat disertai petir, dan angin kencang.
"Seperti sore ini, hujan ringan diperkirakan turun di wilayah Gayo Lues, dan sekitarnya. Namun dapat meluas ke Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan sekitarnya yang kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga malam hari," tegas Zakaria Ahmad.
Baca juga: Tujuh titik panas terpantau di Nias Selatan-Sumut, sebut BMKG
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020