• Beranda
  • Berita
  • Orang utan di Bogor lahir saat Lebaran diberi nama "Fitri"

Orang utan di Bogor lahir saat Lebaran diberi nama "Fitri"

27 Mei 2020 20:12 WIB
Orang utan di Bogor lahir saat Lebaran diberi nama "Fitri"
Bayi orang utan bernama "Fitri" saat menyusu induknya "Evi" di TSI Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/5/2020). (ANTARA/M. Fikri Setiawan)

Kami untuk membantu pemerintah, karena kita betul-betul merawat satwa ini bertanggung jawab pada kelestarian alam di Indonesia

Oleh karena kelahiran orang utan di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat bertepatan dengan Hari Lebaran 2020, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memberi nama satwa itu, "Fitri".

"Diberi nama oleh Ibu Menteri LHK Siti Nurbaya. Waktu lahirnya, tepat pada Hari Raya Idul Fitri yang kedua (25/5), maka diberikan nama 'Fitri'," kata Direktur TSI Cisarua, Kabupaten Bogor Jansen Manansang di Bogor, Rabu.

Bayi orang utan seberat tiga kilogram itu lahir dari induknya bernama "Evi" yang dikawinkan dengan "Ipung". "Fitri" lahir pada Senin (25/5), sekitar pukul 05.00 WIB setelah induknya dikawinkan sejak awal September 2019.

Meskipun TSI tutup sementara waktu, sejak pandemi virus corona baru (COVID-19), pihaknya tetap menjalankan kewajiban menyelamatkan dan merawat satwa sesuai kaidah kesejahteraan satwa.

Pasalnya, satwa-satwa tersebut tetap berkembang biak meski di tengah pandemi COVID-19, seperti seekor gajah yang belum genap sebulan melahirkan anak yang diberi nama "Covid".

Baca juga: Bayi orang utan di Ketapang diselamatkan

TSI mencatat ada sejumlah satwa yang lahir saat pandemi, yaitu 12 ekor komodo, satu ekor burung kasturi raja, dua ekor zebra, serta dua ekor genu.

"Kami untuk membantu pemerintah, karena kita betul-betul merawat satwa ini bertanggung jawab pada kelestarian alam di Indonesia," kata Jansen.

Salah satu perawat orang utan di TSI Bogor, Basuki, menyebutkan kelahiran "Fitri" menambah jumlah orang utan di TSI itu, menjadi 16 ekor.

"Pemberian pakannya, diberikan pisang, buah-buahan yang lain, seperti apel, salak, mangga, jambu, dan kita berikan juga sayuran, seperti sayur kangkung dan juga bayam," katanya.

Namun, menurut dia, "Fitri" belum siap untuk dilihat pengunjung TSI. Bayi orang utan itu baru bisa dilihat pengunjung ketika menginjak usia tiga tahun atau ketika sudah lancar menyusu pada induknya.

Baca juga: KLHK selamatkan seekor orang utan dari perdagangan gelap
Baca juga: Tiga orangutan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka

 

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020