• Beranda
  • Berita
  • 15 rumah sakit di Jateng terima bantuan ventilator

15 rumah sakit di Jateng terima bantuan ventilator

28 Mei 2020 15:21 WIB
15 rumah sakit di Jateng terima bantuan ventilator
Kepala Dinkes Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo (kiri) saat menyerahkan secara simbolis alat ventilator kepada pihak RST Bhakti Wira Tamtama Semarang. ANTARA/HO-Dinkes Jateng/am.
Sebanyak 15 rumah sakit di Jawa Tengah telah menerima bantuan ventilator atau alat bantu pernafasan untuk pasien COVID-19 dari Gugus Tugas Percepatan Provinsi Jateng melalui Dinas Kesehatan.

"26 unit ventilator kami serahkan untuk 15 rumah sakit di Jateng yang masing-masing jumlahnya disesuaikan hasil analisis kebutuhan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo di Semarang, Kamis.

Ke-15 rumah sakit itu adalah RSUD dr Margono Soekarjo, RSUD dr Moewardi, RSUD Tugurejo, RSJD Surakarta, RSJ Amino Gondohutomo, RSUD Setjonegoro Wonosobo, RSUD Muntilan Magelang, RSUD Kabupaten Tegal, RSUD RA Kartini Jepara, RSUD Temanggung.

Kemudian, RST dr Soedjono Kota Magelang, RST Bhakti Wira Tamtama Kota Semarang, RS Bhayangkara Kota Semarang, RSUP Soeradji Klaten, dan RSUD KRMT Wongsonegoro.

Baca juga: Ganjar imbau masyarakat taati larangan ke Jakarta pascalebaran

Baca juga: Untuk cegah COVID-19, tradisi "kupatan" di Kudus-Jateng ditiadakan


Ia berharap bantuan ventilator tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh pihak penerima sesuai dengan protokol di masing-masing rumah sakit sehingga diharapkan angka kematian COVID-19 akan semakin menurun.

Menurut dia, dalam situasi masyarakat menuju penerapan protokol kehidupan normal baru diperlukan kontrol lebih pada ketersediaan ruang rawat inap, logistik, dan pencarian kasus untuk menekan persebaran COVID-19 agar kurva dapat mengarah ke datar atau bahkan turun.

Selain itu, yang terpenting adalah menggerakkan masyarakat agar patuh terhadap protokol kesehatan.

Terkait dengan upaya tersebut, kata Yulianto, Pemprov Jateng menerapkan Program Jogo Tonggo yakni pemberdayaan masyarakat mulai dari komunitas yang paling kecil yaitu RT dan RW, dalam mengawasi warga sekitarnya.

"Pemberdayaan masyarakat dari level terbawah juga untuk jangka panjang, agar perilaku hidup sehat tidak hanya dalam memerangi pandemi COVID-19, tapi juga menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang lainnya," ujarnya.*

Baca juga: Taat protokol kesehatan sikap umat implementasikan makna Lebaran

Baca juga: Bertambah satu lagi, kasus positif di Kudus-Jateng jadi 34 orang

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020