Angka tersebut merupakan jumlah harian tertinggi sejak virus terdeteksi di negara tersebut.
Dalam sebuah buletin, kementerian menyebutkan hingga saat ini total kasus COVID-19 mencapai 15.588 dengan 921 kematian. Sementara itu, tercatat 3.598 pasien sembuh.
Panel antarlembaga COVID-19 merekomendasikan kepada Presiden Rodrigo Duterte agar melonggarkan langkah pembatasan COVID-19 di ibu kota, yang mencatat sebagian besar kasus dan kematian akibat virus corona, untuk memulai kembali kegiatan ekonomi.
Seperti yang dialami beberapa negara lain, Filipina mengalami keterbatasan dalam melakukan uji corona kepada warga negaranya dalam jumlah yang signifikan.
Namun upaya untuk menambah anggaran untuk penyediaan alat uji corona agar jangkauan warga yang diuji untuk mendeteksi penularan virus corona telah disetujui Presiden Duterte.
Pada awal-awal pemberlakuan karantina wilayah, Duterte menjalankannya dengan tegas dan cenderung keras karena dia memerintahkan petugas ketertiban dan keamanan untuk "tembak saja" para pelanggar karantina wilayah.
Kalangan pegiat hak asasi manusia mengkritik kebijakan pemberlakuan pembatasan semasa pandemi corona sebagai salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Satgas COVID-19 Filipina sarankan pelonggaran karantina di Manila
Baca juga: Lalu lintas di Thailand kembali macet pascapelonggaran "lockdown"
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020