Bank Indonesia (BI) menyatakan aliran modal asing atau inflow melalui instrumen Surat Berharga Negara (SBN) selama periode Mei 2020 mencapai Rp9,12 triliun.Hal ini membuktikan dengan meredanya kepanikan global dan langkah-langkah penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, terjadi peningkatan inflow
"Hal ini membuktikan dengan meredanya kepanikan global dan langkah-langkah penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia, terjadi peningkatan inflow," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Kamis.
Perry mengatakan aliran modal itu mencakup inflow pada minggu pertama Mei sebesar Rp2,97 triliun dan minggu kedua Mei sebesar Rp6,15 triliun.
Ia juga menambahkan masuknya aliran modal karena kepercayaan investor itu juga memicu terjadinya penurunan imbal hasil (yield) SBN di pasar sekunder.
Sebelum pandemi COVID-19, yield SBN tercatat sebesar 8,0 persen dan pada Jumat (15/5) turun menjadi 7,76 persen, kemudian pada Selasa (26/5) kembali turun menjadi 7,22 persen.
BI menilai perbedaan suku bunga yang tinggi sebesar 6,7 persen, antara yield SBN 10 tahun dengan obligasi pemerintah AS selama 10 tahun, telah menarik para investor.
Sementara itu, ia memastikan masuknya aliran modal juga menjadi penyebab terjadinya penguatan rupiah yang saat ini telah berada pada kisaran Rp14.700 per dolar AS.
"Kondisi rupiah yang stabil memberikan keyakinan bahwa nilai tukar rupiah akan terus menguat menuju ke arah tingkat fundamental," kata Perry.
Meski demikian, pergerakan serupa tidak dialami oleh instrumen saham yang masih mencatatkan adanya aliran modal keluar atau outflow selama periode Mei sebesar Rp2,72 triliun.
Baca juga: Bila Corona usai, BI yakin aliran modal masuk ke RI bakal lebih banyak
Baca juga: BI nilai investor masih berpandangan positif pada Indonesia
Baca juga: Sri Mulyani optimistis banyak aliran modal asing masuk ke Indonesia
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020